Sabtu, 28 Februari 2009

Wasiat Abdul Abbas Az zahroni rohimahullah

WASIAT SYEKH MUJAHID

ABUL ABBAS AZ ZAHRONI ROHIMAHULLAH

 

( Salah Seorang Pelaku Peledakan Mubarok 11 September 2001 M. )

 

Kisah ini disadur dari cerita seorang ikhwan mujahid Al Wadzoh bin Khorim di medan jihad.

Bagi siapa saja yang bisa menertipkan makalah ini maka silahkan lakukan dan sebarkan.

 

Sungguh ! Ketika aku hendak menulis surat ini aku tidak tahu dari mana aku harus memulainya, fikiranku berkecamuk dalam batinku dan aku tidak tahu mana yang harus di dahulukan. Kemudian aku menentukan sikap bahwa sebelum aku tuangkan dalam tuisan maka aku tetapkan dulu dalam hatiku. Aku menulisnya dan akupun sudah melakukannya.

Risalah ini aku tulis pada penghujung kehidupanku, saat penghujung itu bagaikan saat pemualaan di dalam kebahagiaan dan kegembiraanku.Kata-katanya pun saling tumpang tindih tidak teratur.

 Jika setiap surat itu mengandung makna, maka sesungguhnya inti suratku ini adalah menerangkan tentang perbuatan yang aku lakukan – Peledakan Mubarok 11 September-. Maka aku katakan : “ Sesungguhnya ketika aku melakukan pekerjaan ini maka aku meyakini bahwa ini adalah jalan yang aku tapaki dan sangat baik kesudahannya. Sesungguhnya apa yang aku lakukan ini sebagai pembebasan diri dari tugas – yang deberikan Allah -  dan untuk menghidupkan faridhoh jihad di tengah-tengah ummat ini dan dalam rangka menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadaku pada jalan ini. Karena telah diterangkan di dalam kitab Allah tentang kewajiban jihad fie sabilillah yang tujuannya adalah menyelamatkan  kaum muslimin dari kehinaan dan membebaskan bumi kaum muslimin yang dirampas – oleh orang kafir - dan untuk menjawab seruan Allah dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعاً

“ Hai orang-orang yang beriman, bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama “. (QS. 4:71)

 

Dan firman-Nya :

انْفِرُوا خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“ Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah “.  (QS. 9:41)

 

Dan firman-Nya :

فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً

“ Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar “. (QS. 4:74)

 

Ketika aku korbankan diriku dengan murah fie sabiillah bukan berarti aku lakukan itu karena frustasi dari sempitnya hidup sebagaimana yang disangka oleh orang-orang yang disesatkan oleh Allah, atau karena aku tidak bisa hidup layak sebagaimana manusia hidup. Tidak ….. demi Allah tidak. Sesungguhnya aku ketika keluar untuk berjihad – melakukan amaliah 11 september -, pada saat itu adalah masa-masa indahnya masa mudaku, aku keluar dengan nama Allah, aku makan dari makanan yang paling baik dan aku munum dari minuman yang paling baik dan aku tinggal di rumah yang megah, aku mengendarai mobil mewah dan hasil pekerjaanku melimpah ruah. Akan tetapi aku katakan : “ Kemudian apa yang aku cari ? “. Beban itu diletakkan di atas punggung kita dan kewajiban itu dalam tanggungan kita. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ، أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 

“ Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikanItulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali naar dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:15 - 16)

Aku hadir disaat kera-kera dan babi-babi yahudi sedang merobek-robek kehormatan kaum muslimah, dan mereka mencampakkan harga diri kaum muslimah. Kalau kamu mau melihat maka akan kamu saksian fenomena itu terjadi  di bumi Allah yang mubarok – Makkah-Madinah -.

Sungguh pemandangan itu dapat memutuskan hati. Tidak ada lagi udzur bagi seseorang dan hati ini telah putus disaat menyaksikan para wanita dan anak-anak yang telanjang kaki dan terlunta-lunta dimana saja mereka berada, mereka menjerit meminta pertolongan tapi sayang tidak ada yang mau menjawabnya. Hilanglah keimanan dari hati kebanyakan orang dan hati mereka sudah tidak ada lagi kecemburuan, bahkan hati sudah tidak mempunyai lagi kecemburuan yang menampakkan kejantaan seorang lelaki. Dimanakah iman manusia ? dimanakah kecemburuan manusia ? apakah kalian tidak melihat pemandangan yang menyedihkan ini ? bukankah mereka telah mengusir kalian dari rumah kalian ? bahkan kalian telah saksikan mayoritas manusia menohok perjalanan jihad. Maka aku katakan celakalah pemikiran ini dan celakalah orang-orangnya !!!.

Aku keluar berjihad disaat melihat para pengecut itu bersungguh-sungguh membantu Amerika, padahal Amerika itu adalah wajah lain dari Yahudi yang telah membunuh kaum muslimin dan mengusir mereka. Semoga kalian bisa melihat seorang bocah yang bernama Muhammad di Palestina yang telah dibunuh oleh Yahudi padahal dia adalah seorang bocah yang tidak tahu menau apa-apa, akan tetapi dia harus terbantai oleh Yahudi. Dimanakah kejadian pembantaian ini ? sesungguhnya pembantaian itu terjadi disamping masjid Al Aqsho, sesungguhnya ia terjadi di masjid Al Aqsho di tempat Isro’nya nabi kita Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi disanalah kaum muslimin mati – terbantai Yahudi – sementara kita tidak peduli dan kita sibuk dengan amalan-amalan yang utama – Fadzoilul A’mal – dan meramaikan masjid.

Aku berangkat berjihad disaat aku melihat orang-orang kafir dari Yahudi dan Nashrani memerangi din Allah dan mereka menumpahkan darah kaum muslimin di pagi dan petang hari di Palestina, Chechnya, Indonesia, Irak, Afghanistan, Sudan dan diberbagai tempat lainnya.

Aku keluar berjihad disaat orang Yahudi dan Nasrani meminta jaminan keamanan kepada pemerintah negara Islam – Arab Saudi – dan mereka bertempat tinggal seenak sendiri  disana dan mereka menyimpan persenjataan yang sangat hebat, dan mereka campakkan kekuatan negara ini.

Aku keluar berjihad untuk - menggentarkan orang-orang kafir - karena para syekh kita ada yang disakiti mereka, diantara mereka ada yang dipenjara dan diantara mereka ada yang dibunuh. Aku lakukan ini hingga musnahlah fitnah ini dari muka bumi dan Dien ini hanya untuk Allah semata.

Aku kelaur berjihad disaat manusia membaca hadits rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :

أَخْرِجُوا اْلمُشْرِكِيْنَ مِنْ جَزِيْرَةِ الْعَرَبِ

“ Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab “.

Hadits ini mereka gantung di atas tembok mereka akan tetapi hadits ini mereka campakkan dibelakang punggung mereka seakan-akan mereka tidak mengetahuinya.

Aku keluar berjihad ketika aku mengetahui kepengecutan orang –orang kafir terlebih kepala mereka yaitu Amerika, sebagaimana yang telah kita ketahui kepengecutan mereka dan seperti yang telah diterangkan di dalam kitab dan sunnah nabi kita Muhammad shllallahu ‘alaihi wasallam.

Hanyasanya mereka akan selalu menyebarkannya di mass media yang mereka miliki – bahwa mereka pemberani -, padahal itu disebabkan kebanyakan manusia menyelisihi faridhoh jihad fie sabilillah ini, akan tetapi kita tidak pedulikan itu semua karena Allah berfirman :

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

" Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar ". (QS. 2:249)

Mudah-mudahan dengan kalimat-kalimat ini mereka memahami maksudnya dan mengerti sebab-sebab yang menjadikan kita memburu mati dan aku tinggalkan pengaruh itu di dalam kehidupan ini, dan amalan ini aku lakukan dengan langkah yang jelas serta dasar manhaj Dien yang jelas bukan karena bermodal semangat saja. Memang kami semangat karena dibenarkan oleh Dien Allah dan karena diridhoi Allah, dan kami mengikuti perkataan orang-orang yang berada di atas kebenaran dikarenakan mereka sesuai dan dekat dengan kebenaran. Dan Allah yang paling mengetahui kebenaran dan yang menunjukkan kepada jalan yang lurus.

Kemudian suratku ini aku tujukan kepada putra-putra ummat ini yang berada di berbagai belahan bumi dan tidak aku khususkan pada salah seorang tertentu, akan tetapi aku peruntukkan bagi semua kaum muslimin, isi surat ini aku sampaikan kepada :

 

RISALAH PERTAMA :

Kepada Seluruh Manusia

 

Kepadamu wahai manusia yang tiada mempunyai apa-apa ..... Apa arti perjalanan hidupanmu jika bukan untuk Dien ? Apa faedah Dienmu jika Tuhanmu batu atau bintang atau pohon ? semua berjalan di atas bumi, lihatlah kepada semua Dien maka akan engkau dapatkan bahwa Tuhanmu hanya satu yang harus diibadahi satu-satunya. Dan sesungguhnya Dien yang dikuatkan dengan mu’jizat dan petunjuk yang pasti yaitu Dien Islam yang didatangkan kepada Muhammad – ‘alaihis sholatu was salam -

 وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 “ Barangsiapa mencari Dien selain Islam maka tidak akan diterima dan dia di akhirat termasuk orng-orang yang merugi “. (QS. 3/85).

 

 

 

                      

 

RISALAH KE-DUA :

Kepada Kaum Muslimin

 

Kepada kaum muslimin yang menyatakan bahwa Islam adalah Diennya, dan mengetahui bahwa Allah adalah Robnya dan bahwasanya Muhammad adalah nabi-Nya. Berpegang teguhlah kamu dengan Dienmu hingga kedua telapak kakimu tetap sampai hari dimana telapak kaki hilang, dan berbuatlah sesuai sunnah nabimu – ‘alaihi afdholus sholati wassalam -. Sesungguhnya pengakuan cinta itu tidak akan menyelamatkanmu jika disana tidak ada amal. Setiap saat ia mengaku sebagai muslim dan ia selalu sholat di malam hari.

 

 

RISALAH KE-TIGA :

Kepada Para Multazim

 

Wahai orang yang multazim (komitment) dengan Dien Allah ! Apakah bukti jaminan komitmentmu ? kembalikan pertanyaan itu kepada dirimu sendiri dan sibukkanlah dirimu dalam urusan ini, kemudian lihatlah kondisi di sekitarmu, jika urusan itu ada disekitarmu maka kamu harus bertindak, kemudian datangkanlah orang yang dapat menyibakkan kegelapan ini, dan bergaullah dengannya agar ia dapat menunjukkanmu tentang kondisi ummat. Ketahuilah ! Bahwa duniamu tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu jika tidak ada yang engkau bagikan kepada Robmu, ingatlah !

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“ …..Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan “  . (QS. 3:185)

Pengakuanmu akan keimananmu itu tidak bermanfaat sama sekali jika tidak kamu tetapkan di dalam hatimu dan kamu buktikan didalam perbutanmu. Maka iman itu akan hilang, begitu juga dunia pun akan sirna jika tidak menghidupkan Dien, maka siapa saja yang rela terhadap kehidupan dunia tanpa dilandasi Dien maka akan menjadi sia-sia belaka.

 

 

RISALAH KE-EMPAT :

Kepada Para Penuntut Ilmu

 

Kepada para penuntut ilmu, kepada orang yang sibuk dengan telaah buku-buku dan berdampingan dengan para ulama dan syiekh.

Aaah ….. seberapakah kemuliaan yang ada di dalam hati kalian.

Aaah ….. seberapakan kemuliaan yang ada di dalam hati kalian.

Sudah cukup lama aku dan kalian berkumpul bersama, dan aku telah banyak bergaul dengan orang-orang mulia seperti kalian, pagi dan petang selalu meniti jalan-jalan Jannah, hanyasanya itu adalah kenikmatan yang menipu. Karena jika disebut jihad maka tidak ada nilainya sama sekali. Sungguh perbedaannya sangat jauh sekali antara orang-orang yang duduk-duduk tidak berjihad dengan orang yang bertumus lumus dalam jihad.

Wahai para penuntut ilmu ! Anganmu hendak memperbaiki kehidupan yang kamu berada di dalamnya, anganmu hendak memperbaiki kehidupan yang kamu berada di dalamnya, : Maka keluarlah berjihad fie sabilillah sesaat saja dan rasakanlah manisnya dan pahitnya jalan ini kemudian lihatlah sejarah masa lalu, lihatlah medan-medan jihad. Maka jika kalian memang ingin menjadi da’I maka medan jihad sangat membutuhkan anda. Ketahuilah ! Walaupun kamu tidak ikut berjihad maka jihad ini tetap selalu berjalan dan sunnah Allah selalu berjalan, karena sesungguhnya Allah Maha kaya dari seluruh yang ada di alam ini. Allah berfirman :

وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

“ ….. dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan menganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini) “. (QS. 47:38)

Sesungguhnya pengorbanan itu haruslah dibuktikan, karena iman itu terikat erat dengan amal. Inilah jalan perbaikan itu karena Jannah itu sangatlah mahal, dan sesungguhnya manusia itu tergantung atas dirinya dan bashiroh, maka jika kalian mempunyai pendapat maka kalian juga harus ada tekad karena rusaknya pendapat itu dengan tidak adanya tekad.

 

 

RISALAH KE-LIMA :

Kepada Para Syekh

 

Kepada para syekh yang ‘alim,

kepada orang yang diberikan ilmu dan kecerdikan oleh Allah, dan Allah memberikan manfaat dengan ilmunya, amal dan perkataannya. Terkhusus kepada para syekhku dan orang-orang yang aku kenal dan merekapun mengenaliku,

kepada para ulama yang aku cintai karena Allah yang aku tidak mengenal mereka dan mereka pun tidak mengenaliku. Aku katakan : “ Jikalau kalian tidak berangkat berjihad maka sungguh aku telah melakukan jihad itu, dan semoga kalian tidak menyelisihi dari predikat orang yang alim Islami. Adapun pertanyaan yang terungkap buat diri masing-masing adalah “ Apa yang telah aku lakukan ? dan apa yang akan kita lakukan sekarang ? dan apa yang akan kita lakukan besok yang akan datang ? “.

Wahai para ulama ! Ini hanyalah sebagai alasanku dihadapan Allah nanti. Sesungguhnya aku tulis surat ini bukan berarti aku tidak melakukannya. Akan tetapi kalimat-kalimat ini memang harus aku ucapkan, karena aku bependapat bahwa ini wajib bagiku menyampaikannya. Demi Allah aku telah lama berkumpul bersama kalian, semoga orang yang mendengar ucapanku ini dia orang yang mengenaliku hingga ia mengerti ini dengan baik. Aku tidak tahu sebelumnya apa yang terjadi diantara kalian dan apakah kalian saksikan ? apakah ketika ada kejadian di medan jihad kalian tidak ada ataukah kalian ikut menyaksikan ? apa kira-kira jawabannya maka akupun tidak tahu. Mengapa aku tidak tahu padahal kalian tahu ? padahal sudah bertahun-tahun aku bersama kalian lalu apa yang telah kalian katakan ? sesungguhnya aku katakan kalimat ini dengan sepenuh hatiku, cukuplah bagiku Allah sebagai pelindung.

Wahai para ulama ! Semoga Allah membalas semua amal kalian yang telah kalian berikan kepadaku dan kepada Islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan. Kalian telah mendidik dan mengajariku. Ketahuilah sesungguhnya kalian telah banyak tahu dan mengerti kebenaran, akan tetapi – aduhai – kapan hari kebenaran yang kalian ucapkan itu datang ? maka takutlah atas dirimu seandainya kamu termasuk orang yang Allah sebut mereka dalam firman-Nya :

فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ

"….. lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima “. (QS. 3:187)

Sungguh aku tidak mencela engkau wahai para ulama’ ke-benaran, karena aku mengerti sendiri kondisi para ulama penguasa yang mereka telah mencampakkan Dien, dan telah menyesatkan di atas muka bumi ini, maka aku katakan pada kelompok ini : Wahai para ulama’ sulton (penguasa) takutlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian jual ayat-ayat Allah dengan murah, kalau begitu sungguh jelek sekali iman yang kalian serukan jika memang benar-benar kalian beriman. Apa yang kalian katakan tentang kehormatan yang dilecehkan ? tentang wanita yang dirampas kehormatannya ? anak-anak yang dibantai ? dan seluruh kaum muslimin yang ada di berbagai belahan bumi yang mereka dibantai, disalib, dipotong tangan dan kakinya ? takutlah kalian kepada Allah dan takutlah dirimu menjadi bahan bakar api neraka pertama kali besok pada hari kiamat.

Wahai ahli ilmu ! Wahai pembawa panji-panji risalah ! sesungguhnya itu sesuai penjagaan kalian pada ilmu ini dan pelaksanaan kalian pada amanah ini dengan semaksimal mungkin kalian melakukannya. Sungguh benar orang yang berkata : “ Jikalau ahlul ilmi itu menjaga kehormatannya maka mereka akan menjaga kehormatan mereka, dan jikalau ahlul ilmi itu agung jiwanya sungguh akan diagungkan, akan tetapi mereka telah menghinakan diri mereka sendiri sehingga mereka dihinakan, mereka – ahlul ilmi – mengotori hidupnya dengan ketama’an – rakus - terhadap dunia hingga mereka dikuasai dunia, dan sebagian para ulama telah menyingkirkan perintah wajibnya jihad dengan cara mentakwilkan arti jihad kepada arti yang banyak sekali, – dengan mengatakan – bahwa kita bukanlah orang yang kuat maka kita tidak mampu untuk berperang pada masa sekarang ini, dan kita setiap hari bertambah lemah, setiap hari kita bertambah lemah sementara musuh setiap hari bertambah kuat. Seluruh urusan kita jadikan di belakang ekor-ekor thoghut yang mereka orang satu jenis kulit dengan kita, yaitu mereka yang menghinakan Allah dan Rosul-Nya dan mereka mencampakkan Dien ini. Maka kita tidak mampu menghadapi thoghut yang kafir, dan kita tidak mampu melepas ekor thoghut “.

Maka kalau – kita bersikap seperti ini terus – sampai kapan kita akan mengalami kemunduran dan kekalahan ? Hanya kepada Allah para penegak kebenaran itu bersandar, hanya kepada Allahlah para ulama kebenaran bersandar, yaitu mereka orang –orang yang membela kemurnian Islam dan perhimpunan tauhid, yaitu orang-orang yang mengatakan kalimat yang haq dan tidak takut celaan orang yang suka mencela.

Medan perang telah menanti kiprahmu, perhatianmu dan perngorbananmu, medan perang menunggu jumlah orang seperti kalian. – Dan memang - karena sesungguhnya kelompok – jihad ini – selalu berjumlah sedikit. Maka cukup bagi kita Allah sebagai pelindung, dan sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali.

 

 

RISALAH KE-ENAM :

Kepada Para Pedagang

 

Kepada kalian wahai para pedagang dan pemilik harta ! takutlah kalian kepada Allah di dalam hartamu, karena hartamu akan dimintai pertanggung jawaban. Sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggung jawaban di depan Allah tentang hartamu, dari mana kamu mendapatkannya ? dalam perkara apa kau infakkan hartamu ? dan aku tanyakan kepada dirimu “ Apakah jihad fie sabilillah mendapatkan bagian – dari hartamu ? “. Jikalau jawabnya “ Ya “, maka aku memuji kepada Allah dan teruskanlah, dan teguhlah niscaya Allah meneguhkanmu, dan semoga Allah memberkati hartamu. Tapi jika jawabannya adalah “ Tidak “, maka takutlah kamu kepada Allah, dan aku tahu sesungguhnya engkau diharamkan – masuk Jannah….. haram. Bentangkan tanganmu dengan harta yang kamu miliki di jalan Allah. Bentangkan tanganmu dengan harta yang kamu miliki di jalan Allah, karena jikalau kamu mati besok atau lusa maka hartamu tidak akan bermanfaat bagimu kecuali harta yang kamu berikan untuk Allah. Dengarkanlah perdagangan ini, yang perdagangan ini lebih baik dari perdaganganmu. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ، تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ، يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ، وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

“ Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar “. (QS. 61:10 - 12)

Renungkanlah ayat ini ! dan gabungkanlah antara dua perdagangan – bisnis akhirat yakni jihad dan bisnis dunia yaitu dagang -.

 

 

RISALAH KE-TUJUH :

Kepada Para Mujahid Fie Sabilillah

 

Kepadamu wahai para mujahid fie sabilillah ! wahai orang yang telah keluar fie sabilillah. Engkau telah meninggalkan keluargamu, anakmu, hartamu dan negerimu. Semua itu kamu lakukan dalam rangka jihad dan tidak kamu rusak dengan keinginan yang jelek. Teguhkanlah jiwamu, dan ikhlaskan semua amalmu hanya untuk mencari wajah Allah. Dan ketahuilah wahai orang alim ! wahai penuntut ilmu ! wahai para mujahid ! ketahuilah oleh kalian bahwa setiap ilmu yang kamu pelajari maka itu sebagai hujjah yang akan kamu letakkan di atas punggugmu, dan sebagai beban yang akan kamu bawa di atas punggungmu. Maka kalau begitu beramallah di jalan ini – jihad fie sabilillah – dalam rangka mencari ridho Allah, dan janganlah kalian menjadi seperti Himar – keledai – yang membawa barang bawaannya. Atau menjadi seperti kambing yang berada di padang sahara yang mati lantaran kehausan padahal air ia pikul di atas punggungnya.

 

 

RISALAH KE-DELAPAN :

Kepada Orang Tua Mujahid

 

Kepada kalian berdua wahai orang tua mujahid ! engkau telah mendidik anakmu untuk menjadi mujahid fie sabilillah, kalian telah mendidiknya dengan sebaik-baik pendidikan, dan kalian telah menasehatinya dengan sebaik-baik nasehat. Engkau telah mengorbankan jiwa untuknya lalu kamu jual murah di jalan Allah. Itu semua tidak engkau lakukan keculai hanya mengharap Wajah kekasih-Mu.

Lisan seorang anak mujahid akan berkata : “ Wahai bapakku ! Wahai ibuku ! sesungguhnya aku berjihad dalam rangka mencari Wajah Allah, kalian merasa sedih, dan aku pun merasakan sakit seperti itu juga, akan tetapi aku bersabar, dan aku terus melanjutkan jalanku untuk mencari kebahagiaan besok – di akhirat – insya Allah. Bersabarlah dan ikhlaskanlah wahai ibu dan bapakku ! ketahuilah semoga Allah menerimaku sebagai syahid, izinkanlah aku untuk mencari syafaat, maka kalian berdua akan mendapatkan syafaatku, kemudian Allah memberikan kepadaku karomah dan kemuliaan-Nya. Maka utuslah aku untuk masuk jannah lalu kita akan berkumpul disana kelak insya Allah, berkumpul di dalam Jannah yang terdapat Sungainya, yang penuh kenikmatan yang telah dijanjikan oleh Allah.

Wahai para bapak ! serahkanlah anakmu disisi Allah ! jadikanlah uswahmu – suri tauladanmu - adalah nabi Sulaiman ‘alaihis salam  ketika ia berkata : “ Aku ingin melalui malam-malamku dengan sembilan puluh wanita, setiap mereka melahirkan anak yang akan berperang di jalan Allah “.

Wahai para ibu ! Jadilah kalian seperti Khonsa yang telah mengutus ke-empat anaknya ke medan perang, kemudian ketika keempat anaknya itu terbunuh maka iapun bergembira sekali. Jadilah kalian Khonsa di zaman ini, karean ia bukanlah cerita khayal, akan tetapi ia – Khonsa - adalah seorang wanita mukminah yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya iman “ Barangsiapa yangberiman kepada Allah, maka Allah akan memberi hidayah kepada hatinya “.

 

 

RISALAH KE-SEMBILAN :

Kepada Para Istri Mujahid

 

Kepada para istri mujahid yang telah lama merasakan rasa cinta dan kasih sayang - berdamping dengan suaminya -. Dan suaminya pun merasakan ketenangan dan keamanan disampingnya. Akan tetapi jika ada seruan dari Allah “ Ayo berangkat berjihad “ dan seruan “ Wahai kuda Allah malajulah karena suamimu adalah handzolah “. Selain Dien disisi Allah itu hina, dan  di sisi ridho Allah semua sesuatu yagn dicintai harus dikorbankan. Maka ucapan yang keluar dari lisanmu adalah : “ Wahai kekasihku pergilah berjihad ! Maka aku akan menjaga anakmu dan hartamu. Jika engkau pulang kepadaku dengan selamat maka engkau akan aku muliakan dan akan aku jaga serta akan aku Bantu. Dan jikalau engkau syahid maka aku akan bersabar, anak-anakmu selalu dalam penjagaanku dan rahasiamu akan selalu terjaga. Berangkatlah untuk mencari ridho Allah dan menolong Dien Allah, maka kewajibanmu akan menjadi kewajibanku “.

 

 

RISALAH KE-SEPULUH :

Kepada Anak-Anak Mujahid

 

Wahai anak mujahid ! yang tidak sempat mendapatkan kasih sayang bapaknya, yang telah hidup diantara celaan orang yang tidak menyukainya, sesungguhnya itu adalah sunnatullah, dan ini adalah jalanku wahai anakku. Wahai anakku ! Sesungguhnya mujahid ketika keluar berjihad – meninggalkanmu – maka kamu akan dicukupi Robnya, sebelum manusia semua. Dan aku mengharap kepadamu untuk komitmen dengan syari’at Allah, dan hendaknya kamu tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, dan engkau menjaga dirimu ketika bapakmu tiada, janganlah kamu kotori pendengarannya – dengan kabar jelek mengenai perbuatanmu -, dan hendaknya kamu mengikuti konsep dan jalan hidupnya di dalam jihad fie sabilillah dengan jiwa, harta dan anak. Sesungguhnya bapakmu ketika pergi dari sisimu bukannya ia tidak cinta kepadamu. Sekali-kali tidak, akan tetapi ia mencari ridho Allah, karena mencari keridhoan-Nya itu lebih utama dan lebih penting.

 

 

RISALAH KE-SEBELAS :

Kepada Suku Zahron

 

Kepada para lelaki satu suku denganku ! wahai cucu Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ! aku titpkan wasiat kepada kalian, dan kerinduan itu menguasai diriku, - aku katakan - : “ Sesungguhnya dunia itu hina dan terlaknat….. terlaknat….. dan terlaknatlah seluruh isi dunia, kecuali hanya dzikir kepada Allah dan semisalnya, dan orang yang alim atau muta’allim – orang yang belajar – “.

Wahai kaumku ! Lakukanlah kegiatan seperti yang telah dilakukan para lelaki kalian terdahulu, sadarlah – dari kelalaian - kalian karena keamanan itu didapat dengan kebangkitan, perangilah musuh-musuhmu sebelum mereka memerangimu. Saksikanlah musuh-musuh yang ada disekitaramu, dan saksikanlah apa yang telah mereka perbuat terhadap saudara-saudaramu di belahan bumi sana dari negeri Islam. Janganlah kalian merasa aman hingga menunggu besok, tidaklah beban itu dilepaskan dari kita. Dan ketahuilah bahwa musuh-musuhmu itubenar-benar kafir, dan kekafiran itu adalah satu agama walaupun kenyatannya banyak macam agama

 إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ

" Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir ". (QS. 60:2)

Wahai kaumku !  enkau adalah para lelaki, kalian dapat menoong Dien Allah, dan kalian pun dapat menghinakan musuh-musuh Allah. Maka laksanakanlah perintah Allah dan rosul-Nya maka engkau akan mendapatkan keberuntungan. Ini adalah nasehatku. Sungguh kalian akan mengingat apa yang aku ucapkan kepada kalian dan aku serahkan urusankau kepada Allah.

 

 

RISALAH KE-DUA BELAS

Kepada penduduk Jazirah Arabiah

 

Kepada penduduk Arabia yang buminya telah dikotori oleh mush-musuhnya dari orang-orang Yahudi dan Nashrani. Mereka telah menanam pondasi-pondasi di bumi ini dengan nama-nama mereka yang tidak diridhoi oleh akal maupun Dien. Sesunguhnya nabi shollallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

أَخْرِجُوا الْمُشْرِكِيْنَ مِنْ جَزِيْرَةِ الْعَرَبِ

“ Keluarkanlah orang-orang musyrik dari Jazirah Arab “.

Jikalau kalian masih ragu bahwa mereka adalah orang-orang musyrik, maka itu akan melepaskan ikatan Islam dari leher kalian. Dan jika kalian yakin bahwa mereka adalah musyrik lagi kafir, maka kenapa kalian tidak melaksanakan sabda nabi shollallahu ‘alaihi wasallam ? Kenapa kalian tidak menyambutnya ?

Sesungguhnya Amerika telah mencuri hak kita, telah menghinakan kemuliaan kita, telah menghina Dien kita, dan mengotori kehormatan kita. Padahal kita kaya karena Allah, kita mulia karena Allah, kita suci karena Allah dan kita semua adalah untuk Allah, kita tawakkal kepada Allah dan kita yakin bahwa Allah selalu bersama kita dan tidak akan menjauhi kita. Sesungguhnya aku serukan kepada kalian dengan lantang “ Kita harus memerangi Amerika  dan antek-anteknya dan kita campakkan hidungnya di tanah dan kita tampakkan kelemahannya pada manusia semua dan kita tunjukkan kemuliaan kaum muslimin dan kita usir mereka dari Jazirah Arab cepat atau lambat insya Allah. Kita tidak boleh tinggal diam dan kita harus berjihad fie sabilillah dan beramal “.

Sungguh kamu harus berjihad fie sabilillah wahai orang Islam ! Dengan jiwamu, hartamu dan anakmu. Maka jika kalian tidak mampu maka hasunglah orang lain untuk berjihad fie sabilillah dan serulah mereka untuk berjihad, maka jika kalian tidak mampu juga maka kalian harus mendoakan para mujahidin di belakang mereka. Jika kalian tidak mau malakukannya maka diamlah ….. ! Diamlah dan jagalah manusia dari kejelekanmu dan janganlah kamu menggembosi mereka dari taat kepada Allah, karena Allah membenci gembosanmu - terhadap jihad -. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dengarkanlah :

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ

“ Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka:"Tinggallah kamu bersama orang-oang yang tinggal itu ". (QS. 9:46)

Semoga Allah membalas dengan kebaikan kepada orang yang telah mentadribku – melatih militer – pada jalan ini, karena itu adalah menjadi sebab untuk bisa melakukan amalan yang agung ini – yakni jihad -. Dan aku sebut secara khusus seorang komandan mujahid Syekh Usamah bin Muhammad bin Ladin - semoga Allah menjaga beliau – dari makar orang-orang jahat dan kehasudan orang-orang hasud. Dan semoga Allah menjadikan seluruh amalku ini pemberat di dalam timbangan kebaikan kelak dan Allah membalasnya untukku dengan sebaik-baik balasan :

“ Barangsiapa berbuat kebaikan maka tidak akan meniadakan ampunan-Nya

tidak akan hilang bau harum wanginya disisi Allah dan manusia “.

 

Ya Allah ! Tolonglah Islam dan kaum muslimin dan jagalah kemuliaan Dien ini. Hancurkanlah musuh-musuh-Mu yang juga musuh-musuh Dien wahai Rob penguasa seluruh alam.

Akhir kata ….. sholawat serta salam kita haturkan kepada penghulu para nabi dan rosul, dan kepada keluarganya dan para shahabatnya semua. Dan akhir kata Al hamdulilahi Robbil ‘alamin.

 

Al Waddloh berkata : “ Wasiyat yang agung ini disarankan kepada para da’I dan ahlul ilmi untuk menyebarkannya dan mempelajarinya di majlis ta’lim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikan nasehat anda :