Kamis, 16 April 2009

Untuk apa sih menikah...???


PENTINGNYA PERNIKAHAN

 Banyak orang menikah tapi tidak mengerti pernikahan kecuali sekedar hubungan pria dan wanita yang disyariatkan, persepsi mereka hanya berkisar itu dengan perbedaan menurut status sosial dan wawasan masing-masing.
 Tapi pernikahan menurut Islam lebih universal daripada itu. Alloh telah menjadikan pernikahan sebagai fasilitas penenteram dan penenang, sebagaimana difirmankan oleh Alloh Yang Luhur :
« وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ .»
 “Di antara tanda-tanda rububiyyah dan keesan-Nya bahwa Dia telah menciptakan buat kamu istri-istrimu agar kamu merasa tenang kepadanya dan Dia telah menjadikan di antara kamu rasa cinta dan kasih. Sungguh dalam pada itu terdapat tanda-tanda (rububiyyah dan keesan-Nya) bagi kaum yang berfikir.”
 Pernikahan bagi manusia sebagai pondasi komunitas manusia manapun, di situ terbentuk keluarga yang sepenuhnya mengasuh dan mengasihi putra-putrinya, lalu melahirkan anggota-anggota keluarga saleh yang memancarkan darah-darah segar melalui urat-urat nadi masyarakat, sehingga masyarakat tersebut tumbuh, berkembang menjadi kuat, meningkat dan maju.
 Maka sungguh pernikahan bukan sekedar alternatif perorangan saja, tapi juga semata-mata tanggungjawab sosial, maka dari itu tanpa pernikahan masyarakat tidak dinilai ada bagaimanapun majunya dan apapun statusnya.
 Maka tidak ada hak seseorang mengatakan : “Saya tidak akan melakukan apapun selain memenuhi hajat seksual; saya tidak butuh pernikahan, sebab saya tidak merugikan siapapun selama ditempuh dengan rela sama rela”, lantaran itu, maka disebut zina, padahal zina lebih berbahaya terhadap masyarakat daripada kecanduan narkotika dan zat-zat memabukkan lainnya, sebab zina melanggar tatanan masyarakat secara individual hingga strukturnya, karena keturunan menjadi campur baur, hak-hak serta kewajiban menjadi hilang, merebaknya bermacam-macam penyakit dan menyebabkan anak-anak manusia terlantar tanpa asuhan baik fisik maupun moral. Dengan demikian maka pernikahan menenteramkan manusia baik secara perorangan maupun sosial teristimewa buat kaum hawa. Islam benar-benar menghasung agar melakukan dan menyukai pernikahan sesuai firman Alloh Taála :
« وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ
يَكُونُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ .»
“Nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antarakamu dan orang-orang yang beriman dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka fakir, niscaya Alloh akan mencukupi mereka dengan kurnia-Nya. Sedangkan Alloh Maha Luas lagi Mengetahui.”  
Rasulullah n juga memerintahkan secara terang-terangan kepada para remaja agar menikah :
« يَا مَعْشَر الشّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوّجْ فَإنّهُ أَغَضّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. »
“Hai para pemuda, barang siapa di antara kamu mampu maka nikahlah karena bisa menjaga pandangan dan memelihara kemaluan dan barang siapa tidak mampu hendaklah berpuasa karena puasa sebagai penjaga baginya.” 
 


Karena pentingnya pernikahan Rosûlulloh n menilainya sebagai separoh dari pengamalan Islam dengan sabdanya :
« إذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللَهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِيْ. »
“Apabila seorang hamba telah menikah, berarti telah menyempurnakan separoh Dinnya, hendaklah ia bertakwa kepada Alloh terhadap separoh yang lain.” 
 Nikah adalah kiat satu-satunya guna melestarikan kelangsungan hidup dan struktur (bangunan) dunia, sebab tanpa pernikahan punahlah spesies manusia, di samping itu pernikahan merupakan motor kerja produksi yang dominan, di samping tanpa pernikahan manusia tak punya gairah beramal dan bekerja.
 Manusia yang hidup tanpa pernikahan pada umumnya tidak normal, bahkan tergolong manusia ganjil pola pikirnya, gagasannya, kiprahnya, penilaian orang lain terhadapnya dan lebih riskan tertimpa fitnah daripada yang menikah.  
 Meski pernikahan sebagai faktor penyebab berlangsungnya kenikmatan (sex) antara suami-istri secara halal, namun kewajiban dan hak yang bertumpu di atasnya harus diperhatikan dan benar-benar dipertimbangkan sehingga bahtera kehidupan suami-istri bisa berlayar menuju pantai tujuan dengan aman dan mantap.  

Nasehat Filosuf
   
 Seorang filosuf Sokrates menyarankan seorang muridnya agar menikah (padahal ia mengkhwatirkan kegagalan nikah sebagaimana pernah dialami gurunya) seraya mengatakan : “Hendaklah kalian menikah apapun kondisinya, jika kalian mendapatkan istri sholihah, niscaya kalian bahagia, jika memang nasibmu mendapatkan istri yang buru perangainya, niscaya kalian menjadi filosuf, sedangkan dua hal itu sama-sama bermanfaat bagimu”.  

   



 Pernikahan memiliki beberapa faedah indifidual maupun sosial, sementara pembujangan banyak dampak negatifnya baik terhadap kesehatan maupun kejiwaan.
 Penelitian dilakukan oleh dokter Kamal Al-Fawwal direktur rumah sakit jiwa dan mental di Iskandariah mempertegas bahwa pernikahan mampu mencegah kegilaan, penyakit-penyakit jiwa lainnya dan jaringan tubuh, di mana penyakit-penyakit itu timbul sebagai dampak rasa ingin bertumpu kepada yang lain, di samping itu pernikahan bisa memberi kepuasan emosi dan instinct, makanya tidak terpenuhinya kepuasan naluri melalui pernikahan adalah awal mula penyakit jiwa menimpa, demikian pula jika pernikahan tidak harmonis dan hilangnya saling pengertian serta gersangnya saling menyayangi. Teori juga memperkuat, bahwa jika salah satu pihak bersikap kasar, zholim dan bengis, juga menyebabkan kejiwaan dan emosi tegang.
 Pernikahan dipandang sebagai sarana kebahagiaan paling prioritas, seorang actress terkenal bernama Barigeit Bardu ( بريجيت باردو )mengatakan : “Klimaknya keharmonisan manusia adalah pernikahan , apabila aku menyaksikan seorang wanita bersama pria suaminya disertai putra-putrinya, ketika itu pula aku bertanya dalam hatiku : “Mengapa aku tidak bisa merasakan nikmaat keharmonisan seperti ini?”. 
 Secara ringkas beberapa faedah pernikahan terpenting antara lain :
1. Membantu memelihara kemaluan, menundukkan pandangan dan menjaga Din serta akhlak.
2. Pahala besar lantaran melaksanakan perintah Alloh dan rasul-Nya dalam hal nikah.
3. Mewujudkan kelemahlembutan dan keakraban antara suami-istri yang bisa menimbulkan kelembutan mencegah timbulnya penyakit jiwa dan fisik yang disebabkan hidup menyendir dan pembujangan.
4. Melalui pernikahan terlahirlah anak-cucu yang sholih yang berfungsi memperbanyak keturunan kaum muslimin.
5. Kedua orang tua memperoleh pahala besar dalam mendidik putra-putrinya atau sabar saat kematian mereka.
6. Bisa menarik faedah doa anak-anaknya saat orangtua masih hidup dan sesudah matinya.
7. Melalui pernikahan interaksi sosial berfungsi aktif dan bisa memperkuat hubungan cinta-kasih, saling pengertian dan suasana intim antar manusia sehingga kehidupan ekonomi berkembang pesat.
8. Tercipta saling tolong-menolong dalam urusan Din dan duniawi. Betapa banyak istri yang sholihah menjadi faktor berolehnya pentunjuk bnagi suaminya, demikian pula sebaliknya.

   




 Pernikahan yang tidak dilandasi iman, wujudnya adalah kematiannya.
 Pernikahan adalah ujian dari Alloh buat suami-istri.
 Pernikahan yang Anda beli dengan harta, tentu akan dijual bila harganya sudah naik.
 Pernikahan yang hanya lantaran kecantikan, laksana rumah yang Anda beli hanya karena nampak indah bagian depannya.
 Pernikahan adalah saling melengkapi di antara dua kekurangan dan saling pengertian diantara dua yang bijak.
 Pernikahan adalah hubungan yang tegak di atas basa-basi, diplomasi dan saling toleransi. 
 Betapa indahnya pernikahan sebagai cara ilahi mempertautkan antara pria dan wanita untuk hidup dalam satu rumah dan satu ranjang untuk saling berpadu, saling mencintai, melahirkan keturunan, berjalan bersama dalam kelana hidup saling membantu satu sama lain, saling memelihara, saling menjaga dan saling menyukai. 
 Pernikahan sukses lagi harmonis adalah sepasang suami-istri yang saling pengertian, masing-masing berperan sesuai potensi dasarnya dan masing-masing saling mempercayainya.  
 Pernikahan adalah pintu gerbang, sedangkan suami-istri memasuki hidup baru yang harmonis melalui pintu itu dengan kehendak yang sama atau kehidupan mala-petaka sesuai kehendak berdua atau salah satu dari keduanya.
 Pernikahan antara suami-istri dimulai dengan kalimah thayyibah, lestari dan permanen dan menjadi kokoh dengan kalimah thayyibah pula.
 Pernikahan adalah tempat curahan emosi yang bergelora, yang saling mempengaruhi antara satu sama lain, bisa menimbulkan kebahagiaan atau sebaliknya. Hakekat pernikahan adalah ketenteraman, bukannya keinginan liar dan bukan pula nafsu birahi yang gerang.
 Pernikahan adalah ketenteraman antara suami-istri, sedangkan istimewanya ketenteraman adalah tempat tinggal empunya pada saat-saat gembira dan sedih; ketika mekar dan layu.
 Janganlah Anda membangun rumah di atas tanah, tapi bangunlah di atas pernikahan.


   
   








Al Qurán telah memotivasi kita agar menikah di sampng menjajnjika kecukupan bagi orang yang menikah sebagaimana disabdakan oleh Alloh Yang Maha Luhur :

« وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ
يَكُونُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ .»
“Nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antarakamu dan orang-orang yang beriman dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka fakir, niscaya Alloh akan mencukupi mereka dengan kurnia-Nya. Sedangkan Alloh Maha Luas lagi Mengetahui.”  
 Abu Bakar Siddiq ra pernah menafsirkan ayat ini : “Taatilah perintah Alloh yakni pernikahan, niscaya Dia memenuhi janji dengan mencukupi kalian”. 
 Ibnu Abbas ra menafsirkan ayat tersebut dengan : “Alloh menyukai mereka yang mau menikahkan, seraya memerintahkan agar menikahkan orang merdeka dan hamba dan berjanji hendak mencukupi kebutuhannya”.  
 Qurthubi menafsirkan ayat tersebut dengan tafsiran : “inilah janji Alloh hendak mencukupi orang-orang yang menikah dengan mengharap keredaan Alloh dan memelihara diri dari maksiat kepada-Nya”.
 Umar bin Khathab berkata : “Sangat aneh mengapa ada orang tidak mencari kecukupan melalui nikah, padahal Alloh telah menjajikan : 

« إِنْ يَكُونُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ » 
“Jika mereka fakir, niscaya Alloh akan mencukupi mereka dengan kurnia-Nya.”
 Rosûlulloh n bersabda : 
« مَنْ تَزَوَّجَ ثِقَةً بِاللهِ وَ احْتِسَابًا، كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُعِيْنَهُ وَ أنْ يُبَارِكَ لَهُ » 
“Barang siapa menikah dengan landasan yakin kepada Alloh dan hanya mengharap keredaan-Nya semata, niscaya Alloh mewajibkan diri-Nya untuk menolongnya dan memberkahinya.” 
 Rasûlullah saw bersabda : 
« ثَلاَثَةٌ حَقّ عَلَى اللّهِ عَوْنُهُمْ : النّاكِحُ يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ يُرِيدُ الأَدَاءَ وَ الْغَازِيْ فِي سَبِيلِ اللّهِ » 
“Tiga katagori, di mana Alloh mewajibkan diri-Nya membantu mereka : orang yang menikah dengan maksud menjaga kehormatan dirinya, hamba yang berniat membayar tebusan kepada tuannya agar dirinya dimerdekakan dan yang berperang di jalan Alloh.”
 Rosûlulloh n menilai pernikahan sebagai penyuci dosa dan kesalahan, seraya bersabda : 
« مَنْ أَرَادَ أنْ يَلْقَى اللَهَ طَاهِرًا مُطَهَّرًا فَلْيَتَزَوَّجِ الْحَرَائِرَ »
 “Barang siapa ingin berjumpa Alloh dalam kondisi suci lagi disucikan (Alloh dari dosa), hendaklah menikahi wanita-wanita merdeka.”  
Dari Ibrahim bin Maisarah berkata : “Thawus telah berkata kepadaku : “Nikahlah, jika tidak niscaya aku katakan kepadamu sebagaimana dikatakan oleh Umar bin Khathab kepada Abu Zawaid : “Tidak ada yang menghalingimu menikah kecuali kelemahan telah menimpamu dan amoral telah merundungmu”. 
 Karena pentingnya pernikahan Rosûlulloh nmenilainya sebagai separoh dari pengamalan Islam dengan sabdanya :
« إذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللَهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِيْ ».
“Apabila seorang hamba telah menikah, berarti telah menyempurnakan separoh Dinnya, hendaklah ia bertakwa kepada Alloh terhadap separoh yang lain.” 
 Oleh karena itulah membantu orang-orang yang gemar menikah menurut Islam adalah kewajiban (tanggung jawab) Baitul Mal kaum muslimin.
 Pernah Umar bin Al Khathab mengatakan : “Siapapun aktifis kita yang belum beristri, mesti kita nikahkan”, di samping saat kekhilafahannya ia banyak membantu para bujangan. Sedangkan mengenai ringannya mahar dan lain-lain akan kita bicarakan nanti إنْ شَاءَ اللهُ .





 Pernikahan adalah prioritas untuk kehidupan duniawi maupun akhirat, buat lelaki maupun perempuan, lebih-lebih bagi perempuan karena beberapa faktor berikut ini :
1. Sungguh prioritas pria manapun adalah kerja dan menikah, adapun prioritas wanita muslimah, menikah dan menjadi ibu.
2. Pria tidak menikah sering tidak tenang dan tidak harmonis, adapun wanita tidak menikah lebih tidak tenang dan tidak harmonis, seringkali kehidupan sehari-hari ia rasakan lebih pedih dari yang dirasakan pria, terutama dalam hal keluar rumah dan imej orang lain terhadapnya.
3. Wanita perlu pendamping pria sebagai pelindungnya dan pencurah rasa aman. Dalam komunitas tergolong lebih aman dan lebih dijamin leluasa sekalipun, ternyata wanita masih merasa was-was saat keluar rumah dini-hari sendirian, di samping umumnya wanita khawatir tinggal sendirian di rumah pribadi.  
4. Tuduhan miring terhadap wanita lajang lebih menyakitkan daripada pria bujang, makanya keleluasaan wanita lajang saat beraktifitas, dalam perjalanan, bepergian, gaya hidup dan berpakaian relatif amat terbatas daripada pria bujang.

 Seorang guru besar psikologi perempuan melakukan penelitian kejiwaan wanita menyatakan, dari 95% hanya 1 wanita yang menilai hidup tanpa suami sama sekali tidak mempunyai efek signifikan terhadap wanita. Meski wanita tersebut berusaha tidak menikah, tapi kelak ia akan menyesal.





 Untuk mengatasi keterlambatan nikah dan hidup membujang, sudah seharusnya pemerintah, lembaga dan organisasi sosial saling segera melakukan survei lapangan yang sifatnya praktis terhadap penomena penting ini agar bisa memberi solusi tepat antara lain : meringankan mahar, mmbuatkan perumahan, memprioritaskan pinjaman untuk kepentingan nikah serta perumahan, menggalakkan poligami dan membentuk yayasan penyantun sosial guna membantu terlaksananya pernikahan.  

Himbauan buat pemuda muslim
 Wahai pemuda muslim jika pernikahan Anda rasa menjadi kebutuhan mendesak, angkatlah kedua tanganmu untuk berdoa setulus hati, bertawakal dan bersandar kepada Alloh Yang Maha Suci lagi Maha Luhur agar memudahkan pernikahanmu, ketahuilah bahwa apapun bagi Alloh mudah tidak seperti kemampuan manusia yang serba terbatas. 
 Maka dari itu wajib atas kamu tidak bergantung kepada makhluk sekitarmu dan kekuatanmu, sebaliknya serahkan semua urusan kepada-Nya, tak usah hanya mempedulikan materi, sebab kebijakanmu dan keputusanmu terhadap berbagai urusan yang terpancang hanya kepada materi, amat melelahkanmu dan menyia-nyiakan masa mudamu yang paling berharga dalam urusan yang boleh jadi terjadi atau tidak terjadi, karena itu urusan gaib hanya diketahui oleh Alloh saja.
 Tapi kamu harus bertawakal kepada Alloh, berikhtiar dan mengontrol urusan materi secara bijaksana serta pertimbangan akal sehat tampa berlebihan dalam berbagai urusan yang tidak perlu, karena faktor mendasar yang menyebabkan pemuda enggan menikah teristimewa adalah harta, sementara peluang kerja sangat minim, sedangkan tuntutan (kebutuhan hidup) sangat mahal.
 Idaman remaja era kini umumnya ingin memiliki mobil baru, senang bepergian (hingga klimaknya adalah ketololannya dengan berganti-ganti fasilitas tiap hari), bermewah-mewah pakaian dengan rokok di sakunya, potongan rambut era kini, begadang sembari main kartu atau sambil berkomunikasi via hand-phon, bercanda dengan pemudi via telephon atau koresponden via sms, tukar-menukar kaset nyanyian dan tidur hingga usai lohor.  
 Bukankah fakta memilukan tersebut sebagai kondisi umumnya remaja kita era kini? Umumnya mereka gagal sekolah dan mulai mencari pekerjaan, jika sudah mendapatkan pekerjaan, umumnya tidak berlangsung lama dengan dalih pekerjaan itu tidak cocok baginya atau terlampau berat dan melelahkan atau upahnya terlalu minim tidak cukup untuk beaya hidup, sebab kompetisi remaja zaman sekarang kantong berisi (bukan kantong kosong), sementara pola yang ikutannya adalah kebijakan iblis. Wahai remaja janganlah Anda bertumpu pada saku belaka, niscaya pertolongan Alloh datang kepadamu.
 Manakala kata pernikahan disebut di depan remaja dan kawan-kawannya, kamu saksikan dia mengeluhkan dan mengecewakan nasibnya seraya berkata tidak senonoh lagi mengumpat : “Seandainya Alloh memberi rezki aku, niscaya aku menikah sekarang juga, tapi sayang, aku tak punya apa-apa”. Jika pada dirinya masih tersisa kebaikan, tentu dia berdoa meski sekedar ungkapan (sementara hati kosong) :
« أَللهُمَّ ارْزُقْنِي حَتَّى أَتَزَوَّجَ »
“Ya Alloh berilah saya rezki sehingga bisa menikah.” 
 Apakah pemuda dengan kepribadian dan sikap dogleg semacam itu benar-benar ingin memelihara dirinya? Apa benar berusaha menikah secara halal? Apakah kriteria demikian sesuai dengan 3 katagori yang dijanjikan oleh Alloh untuk ditolong? Patutkah ia disebut penikah yang memndabakan kehormatan dirinya? Ataukah perbuatannya bertolak belakang dengan ucapannya?
 Maka dari itu, mintalah pertolongan kepada Alloh dan janganlah kalian merasa lemah. Ketahuilah bahwa yang sedikit menjadi melimpah jika terkumpul, sementara sedikit tapi halal lagi berbarakah lebih baik daripada banyak tapi haram lagian tidak berbarakah. Sedangkan kesulitan pasti bersama kemudahan.
 Giatlah dan usirlah kemalasan dan sikap ketergantungan kepada makhluk, jadilah Anda orang bersemangat, kuat kemauan dan ulet. Camkanlah benar-benar bahwa Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang yang terbaik kiprahnya.


   
 

 Banyak di antara remaja kini merasakan derita, duka, goncang, kebingungan dan berontak menghadapi kenyataan memilukan, dengan merebaknya model dandan, buka aurat, budaya wanita-wanita menggoda selera, merangsang dan banyaknya peluang melakukan tindakan haram yang berdampak kepada hubungan lelaki-perempuan tidak asing lagi dengan dalih teman sekolah, kawan seprofesi, atau pacaran sebelum pernikahan, padahal Islam telah memerintahkan menundukkan pandangan, menjaga kemaluan dari yang haram dan menghindari yang haram beserta seluruh fasilitasnya seperti : bersepi-sepi antara dua lain jenis, berbaur antara lelaki-perempuan, hubungan antara lelaki-perempuan tidak menurut syariat.  
 Apa yang diperbuat remaja yang terdorong syahwatnya di mana tempat, di jalan raya, TV, kampus dan lain sebagainya? Bagaimana bisa dirinya bisa selamat dengan realita memilukan seperti ini? 
 Sungguh solusi handal untuk keluar dari fitnah dan seluruh godaan tersebut adalah berpegang teguh kepada Kitab Alloh dan Sunnah Rasul-Nya Muhammad saw.  





Beberapa hal yang bisa membantu Anda menyikapi kenyataan tersebut :

1. Jauhilah hal-hal yang merangsang dan menggoda syahwat, sekuat mungkin.
2. Peliharalah dirimu dengan salat, dzikir dan membaca al Qurán.
3. Perbanyaklah puasa, karenanya bisa meredam gejolak syahwat .
4. Sibukkan dirimu dengan hobby yang kamu sukai (yang dibenarkan syariat Islam). Hati-hati dengan kekosongan tanpa kegiatan atau duduk-duduk sendirian tanpa aktifitas yang menghasilkan.
5. Perbanyaklah doa pada waktu-waktu mustajab agar kamu ditolong untuk bisa memelihara dirimu sebelum pernikahan dan dikaruniai istri yang sholihah oleh Alloh.
6. Prioritaskan kawan yang sholih yang bisa membantumu taat kepada Alloh dan menghindari maksiat kepada-Nya.

Sebatas usahamu dalam memelihara dirimu dari yang haram sebelum nikah, maka sejauh itulah rasa senangmu kepada yang halal, sebab orang-orang yang berzina sebelum pernikahan adalah mereka yang terseret kebinasaan dan hidup dalam konflik dalam dirinya antara pengaruh pelacur berbpengalaman, pintar bercumbu dan tak punya malu dengan istri terhormat lagi suci yang tidak mahir merayu, menggoda dan bercumbu kecuali disiplin dalam berfikir. Pertimbangannya yang keliru mulai berperan, padahal sikap demikian adalah kesalahan fatal.
 Sungguh yang bisa menyelamatkan kamu dari konflik dalam dirimu dan pertimbangan semu ini adalah memasuki rumah tempat tinggal istrimu dengan pakaian suci, terhormat dan taubat nasuha. 
 Beritahukanlah istrimu apa yang kamu sukai dari dia, begitu itu tak ada salahnya dan tidak mengurangi kehormatanmu. Ketahuilah bahwa apabila ada perempuan-perempuan dalam satu milieu, niscaya mereka itu sama-sama ingin amat disayang dan dicinta, tidak ada bedanya antara wanita A dan B, kalaupun berbeda hanya pada : A sifatnya mau terus terang, sebaliknya B tertutup.
 Kalian tidak akan merasakan hakekat ketentraman jiwa, romantika cinta dan sex, meski telah mengenal dan menjalin hubungan ratusan pemudi kecuali dalam naungan pernikahan syah menurut syariat dengan istri yang engkau cintai dan mencintaimu, meski seluruh umurmu kalian habiskan untuk itu dengan tanpa pernikahan, pastilah kamu tidak terkesan harmonis selama hidupmu.  

 
Problem dan solusi
 Banyak orang berkata bahwa murahnya mahar terkadang menyebabkan pemuda sembrono terhadap istrinya, bisa jadi karena faktor sangat sepele dia menceraikannya dan menikahi wanita ain, lantaran maharnya murah (kalau begitu istri tak lebih dari nilai maharnya). 
 Solusi yang baik untuk menyikapi problem ini adalah antisipasi karena murahnya mahar dengan menetapkan harga tinggi sebagai syarat balik kepada suami apabila menceraikannya tanpa alasan syah menurut syariat, dengan demikian kita telah menerapkan sunnah meringankan mahar, sekaligus kita menjamin agar pemuda tidak sembrono bertindak sewenang-wenang terhadap istrinya tanpa alasan yang mengharuskan perceraian.

 
 

Menuntut ilmu penting buat lelaki namu setelah terpenuhinya yang lebih prioritas, sementara menikah adalah fitrah, naluriah dan kesehatan rohani sekaligus jasmani, sedangkan itu merupakan kebutuhan indifidual sekarang dan mendatang. Orang bijak tidak mendahulukan sekunder sebelum yang primer lagi asasi.
Jika tidak ada titik temu antara menuntut ilmu dan menikah padahal seseorang mesti menentukan alternatif, maka yang paling utama buat sekarang, mendatang dan Dinnya hendaklah memilih menikah, kemudian harus mengerahkan segenap energi agar memperoleh ilmu sesudah nikah jika memungkinkan meskipun sulit, namun tidak mustahil.

Menyegerakan pernikahan pemudi adalah paling prioritas daripada pemuda lantaran beberapa faktor penting antara lain : bahwa sebaik-baik usia produktif pemudi antara masa baligh dan 25 tahun, sesudah usia itu kemungkinan kecil bisa hamil, kalaupun hamil anak hasil keturunannya sangat lemah. Di samping itu pemuda bisa melamar dan menikah pada usia kapanpun, oleh karenanya jika pemudi menolak lelaki yang hendak melamarnya pada usia dini, biasanya luputlah kesempatan nikah dan tak ada lagi lelaki yang mau melamarnya setelah terbukti pernah menolak, siapa membaca majalah wanita, dia mendapat banyak sekali kisah tentang pemudi yang memprioritaskan kuliah sebelum nikah, tatkala selesai kuliah ternyata tak seorangpun pria datang untuk melamarnya.
Rosûlulloh nbersabda :  
« يَا عَليّ ثَلاَثٌ لاَ تُؤَخّرْهَا: الصّلاَةُ إذَا آنَتْ. وَالْجَنَازَةُ إذَا حَضَرَتْ. وَالأيّمُ إِذَا وَجَدَتّ لَهَا كُفْؤًا » 
“Wahai Ali jangan kamu tunda-tunda tiga hal : shalat jika telah datang waktunya, shalat jenazah jika telah tiba saatnya dan wanita lajang yang sekufu.” 
 Juga sab Rosûlulloh n: 

« يَا مَعْشَر الشّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوّجْ فَإنّهُ أَغَضّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ».
“Hai para pemuda, barang siapa di antara kamu mampu maka nikahlah karena bisa menjaga pandangan dan memelihara kemaluan dan barang siapa tidak mampu hendaklah berpuasa karena puasa sebagai penjaga baginya.” 

Apa yang harus Anda lakukan menjelang nikah

Apapun pendidikanmu dan profesimu, hendaklah mempelajari hak dan kewajiban istrimu nanti, bagaimana mempergauli wanita setelah mengerti karakternya, pola pikirnya serta mentalnya, bagaimana menyelami dan memahami kepribadian serta moralnya, bagaimana mengembangkan kelebihan yang dimilikinya serta meminimalisir kekurangannya dan lain sebagainya.
Itu semua tidak akan terwujud dari tradisi dan cara konfensional yang bertumpu pada assumsi Anda, yang sesekali sesuai dengan Islam dan boleh jadi bertolak belakang.
Tidak pula akan terwujud dengan saran-saran keluarga dan kawan yang seringkali terkesan tidak bijak untuk keharmonisan hidup suami-istri Anda.
Sungguh cara valid guna mencapai keharmonisan kehidupan suami-istri adalah komitmen dengan pendekatan yang ditempuh Islam guna memperbaiki hubungan antara suami-istri. Sebab pendekatan Islam adalah kiat paling efisien. Pendekatan Islam menghantarkan Anda kepada kebahagiaan rumahtangga dengan kriteria terbaik, paling sederhana dan paling valid. Sejauh komitmenmu dengan pendekatan yang dicanangkan oleh Alloh untuk kelestarian hubungan dengan istrimu, sejauh itulah efisiensi mencapai keharmonisan rumah tangga sejati yang Anda tempuh.  
Alloh Maha Luhur bersabda : 
« مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ. »
 “Barangsiapa beramal sholih, lelaki maupun perempuan, sedangkan dia mukmin, maka sungguh akan Kami beri dia kehidupan yang baik dan sungguh akan Kami berikan kepadanya balasan pahala yang lebih baik daripada yang mereka kerjakan.”
 (An-Nahl [16] : 97)



Sejauh mana kamu menghindari konsep Alloh, sejauh itulah kecelakaanmu.
Alloh l bersabda : 
« وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا »
“Barangsiapa berpaling dari hukum (syariát)-Ku, maka baginya kehidupan yang sangat sempit.” (Thôhâ [20] : 124)
Anda mesti membaca beberapa buku yang mengbahas kehidupan suami-istri harmonis agar mental Anda siap menjalin hubungan bersama istri selaras kehendak Alloh l. 
Aku pohonkan perlindungan kepada Alloh l dari sikap congkak dan arogan dalam kehidupan suami-istri Anda seraya mengatakan : “Aku adalah pria, jika istriku tidak mempesonaku lagi niscaya aku ceraikan, selanjutnya aku menikah dengan wanita lain”.
Manakala Anda hendak memasuki kehidupan rumah tangga bersama istri Anda dengan moral sedemikian arogan, kini aku nasehati, janganlah sakiti putri-putri kaum muslimin dengan semata-mata memenuhi kebutuhan sex, yang ujung-ujungnya kamu menceraikannya atau menyakiti hatinya serta menciptakan problem rumah-tangga.  
Tentu saja lantaran minimnya pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan pengertian akan hakekat pernikahan dan jalinan suci antara kamu dengan wanita, dengan landasan menjunjung tinggi kemanusiaannya dan menhargai harkatnya. Wanita adalah manusia, ia memiliki esensi (jati diri) dan kepribadian, bukan pelayan atau budak yang didominasi suaminya dan sebagai jaminan keharmonisannya seperti layaknya hamba perempuan yang memenuhi perintah-perintah tuannya.  


 

  Sudut pandang lelaki terhadap perempuan sebagai istri beraneka ragam sehingga beragam pula cara mempergaulinya dan memperlakukannya.

1. Di antara lelaki menilai perempuan sekedar alat reproduksi yang fungsinya hanya melahirkan anak untuk saling berbangga-bangga di antara manusia, tidak menilai istri sebagai anak-adam yang punya esensi, sensasi dan visi kedepan.
2. Di antara mereka menilai wanita sekedar pemuas sex dan naluri seperti layaknya binatang. Ketika itu ia mempergaulinya sebagai makhluk hidup bergerak, dia memenuhi keinginan sex padanya tak ada lain.
3. Di antaranya ada yang menilai wanita sebagai solusi dan fasilitas menutup hutang-hutangnya manakala terlilit hutang padahal kreditor telah menagihnya, sementara dia khawatir dijebloskan dalam penjara, maka solusi paling tepat menurutnya adalah menikahi wanita kaya dan pegawai bergaji tinggi, apabila kekayaannya banyak atau gajinya tinggi maka dialah kriteria paling diminati dan sebagai mangsa yang siap diperangkap. Kalau seluruh hutangnya sudah terlunasi melalui cara demikian, maka hidup langgeng bersama istrinya mungkin saja terwujud meski dengan syarat diiming-imingi harta dan sensasi istimewa yang tidak dimiliki para karyawan perusahaan besar dunia, namun boleh jadi masih menceraikannya dan mencari mangsa lainnya.  
4. Di antara mereka ada yang menilai istri sebagai pelayan setia di rumahnya dengan fungsinya sebagai pekerja penyapu, memasak, pencuci piring dan melahirkan anak, sekedar itulah perannya. Istri baginya hanya sebagai manusia mesin yang melaksanakan perintah ditambah fungsi-fungsi lainnya. Jika istri miskin ingin mengemukakan pendapatnya atau urun rembug dalam persoalan penting berarti petaka, karena dianggap melanggar peraturan dan sanksi menimpanya.  
5. Di antara mereka ada yang menjadikan istrinya sebagai antisipasi menghadapi cercaan orang lain, sebab dia tidak ingin menikah tapi lebih suka bebas laksana lalat bisa berpindah dari tempat kotor ke tempat kotor lain, hari ini hinggap pada Fulanah, besok mencicipi lainnya dan melancong musim panas ke negeri-negeri penuh maksiat lagi kotor. Namun orang-orang sudah terlanjur banyak memperbincangkannya mengapa dia belum juga menikah hingga kini? Bukankah dia lelaki?”. Untuk mengelak dari tuduhan miring yang menyakitkan, dia menikahi pemudi miskin tanpa memikirkan hak-haknya (sebagai istri) dan kewajiban-kewajibannya (selaku suami), bagaimana mungkin dia bisa mempergauli istrinya secara baik? Dan bagaimana mungkin istrinya bisa interaksi dengannya dalam kondisi seperti ini?  
6. Di antara mereka ada yang menikahi perempuan, karena saudarinya dinikahi saudaranya, oleh karena itu penomena seperti hanya sekedar saling tukar-menukar. Kalau suami saudarinya mempergauli saudarinya secara baik, maka dia mempergauli istrinya secara baik pula, jika dia mezholiminya, maka dia menzholimi istrinya, manakala suami saudarinya menceraikan saudarinya, maka dia menceraikan istrinya (padahal istri tidak berbuat dosa) hanya lantaran balas dendam yang dilakukan terhadap suami saudarinya.  
7. Di antara mereka ada yang menikahi wanita semata-mata ingin dikatakan dalam forum tertentu bahwa ia adalah keluarga Fulan, lebih-lebih jika keluarga wanita itu keturunan ningrat dan berdarah biru. Coba bayangkan, bagaimana kehidupan wanita itu bersama pria suaminya yang menikahinya bukan karena dirinya, tapi menikahinya lantaran keturunannya dan strata sosial keluarganya.  
8. Ada type suami yang diam tak pernah berkata-kata kepada istrinya, bahkan sekembali dari kerjanya sekalipun, selain memegang koran dan majalah, lalu dibukanya lembar demi lembar dan dibaca seluruh isinya, ketika selesai tiba-tiba ia membawa selembar koran sambil menguap sementara tangan menutupi mulutnya sembari menuju kamar tidur untuk berbaring di atas bantal kecintaannya yang telah lama dirindukan untuk ditidurinya, adapun istrinya bukan apa-apa bagi hidupnya, seakan-akan tak pernah terpuaskan hausnya ketulusan cinta dari lubuk hati suaminya, tak pernah terpuaskan hausnya aroma ungkapan serta sensasi seorang lelaki yang berbicara dengannya, bercanda dengannya, bersendagurau padanya, mengajaknya ketawa, mendengar keluhannya, sebagai curahan hatinya, yang turut merasakan deritanya, memberikan rasa simpati kepadanya ketika sedih dan turut berbahagia ketika istri memperoleh kebahagiaan.  
9. Ada type suami yang kerjanya hanya mengkrtisi istrinya, di matanya hanya aib dan kesalahan, setiap masuk pintu rumah sontak mengkritik, menyalahkan dan menghujat tanpa mempedulikan perasaan istrinya, tak pernah memberikan appresiasi jerih payah istrinya seraya mengatakan : Cis…bau rumah kaya…! Mengapa tak segera buka pintu? Mengapa anak-anak belum juga tidur! Mengapa…! Mengapa ….! Mengapa…! Akhirnya mulailah istrinya mengabaikan dan mengurangi quota dalam mengurus rumah, bahkan membenci kehadiran suaminya hingga tak kedengaran lagi kritiknya yang pahit lagi pedas yang tak pernah berterima kasih atau memuji sebagai imbalan jerih payah yang dikerahkan istrinya di rumah.  
10. Ada lagi type laki-laki yang kepulangannya dari begadang malam sesama temannya selalu saja ditunggu-tungu istrinya hingga tengah malam, ia masuk rumah sedangkan istri telah berhias untuknya laksana bulan purnama di malam pengantin, kemudian berulang-ulang menatap istri dari ujung kaki sampai kepala, kemudian tersenyum sinis sembari berkata : “Jujur sajalah padaku, apapun yang kamu usahakan, bagaimanapun dandanmu, apapun pakaian yang kamu kenakan dan apapun kosmetik yang kamu poleskan, tetap saja kamu tidak menarik seperti aktris “Fulanah” , tidak juga menawan seperti biduwanita “Fulanah”, lalu dia meninggalkan istrinya secara dingin dan angkuh, kamudian beranjak untuk mendengkur tidur pulas, tinggAlloh istrinya yang haus kasih sayang, yang remuk-redam dan terluka hatinya menangis semalaman lantaran kejamnya ulah suami bengis yang menimpanya, yang menghabiskan malam begadang sesama kawan busuknya yang bergelimang dalam parit pelacuran, filem-filem porno dan hal-hal cabul. Suami tersebut telah merasakan beragam model pelacur, sehingga istrinya tidak lagi menarik baginya, kecantikannya tidak lagi menggiurkannya lantaran fitrahnya telah terjungkal dari yang halal lagi baik kepada yang kotor lagi haram.
11. Ada lagi type suami yang kesibukannya terfokus pada pesta dan resepsi pernikahan, maka tak heran jika dia dijuluki Hatim Ath Thaí model baru, hari-hari yang diucapkan : “Hari ini kami ada acara makan siang buat Tante Fulanah, besok resepsi pernikahan untuk Om Fulan, beberapa hari lagi buat teman Fulan dalam rangka pernikahannya, tak lama lagi ada acara pesta perkawinan besar-besaran untuk direktur perusahaan tempat saya kerja”. Begitulah lingkaran kehidupan sie pemurah Hatim Ath Thaí model baru, sedangkan istrinya yang hanya bisa puas menerima kenyataan itu, selalu menghabiskan seluruh waktunya bersama piring-piring dan belanga di dapur guna mempersiapkan pesta-pesta yang tak kunjung henti, sehingga persiapan pesta-pesta berikutnya sudah terjadwal. Makanya suaminya sebelum menikahinya telah mensyaratkan bahwa calon istrinya hendaklah memiliki keahlian memasak, menyalakan tungku dan sentuhan magic menghidangkan jamuan, karena suaminya gemar menerima tamu yang amat pemurah, sementara rumahnya selalu terbuka buat para tamu. Gairah istri yang haus belaian dan impian romantisnya yang indah telah menguap bersama asap bejana-bejana dapur dan belanga pesta yang membubung ke langit. Kata cinta dan ungkapan kasih yang pernah diimpikan istri untuk bisa mengisi kehidupan suami-istri telah lenyap, telah punah bersama nafas para undangan, ucapan selamat datang buat para tamu yang datang dan ucapan selamat jalan bagi yang hendak meninggalkan ruang pesta, kemudian suaminya mendekatinya seraya berbisik : “Kedua tanganmu telah mengucapkan kata selamat dan semua orang memuji serta menyanjung masakan ini”. Kemudian menghampiri tempat tidurnya untuk tidur, tinggallah istrinya memasak, memanggang dan membakar perasaan, emosi dan lubuk hatinya yang paling dalam, padahal tak seorangpun turut merasakan deritanya.
12. Ada lagi type lelaki menjalin hubungan rumah tangga bersama istri, sementara istrinya seolah patung bisu, tak pernah ada sensasi sedikitpun dari suaminya, suaminya seringkali memaki-maki hanya karena faktor amat sepele, ia menyakiti hatinya dengan sangat kasar, bahkan terkadang mengatakan istrinya seperti hewan, memperlakukannya seperti layaknya pembantu yang hina, bahkan pembantu sekalipun terkadang bisa mengetuk hati hatinya sehingga berlaku kasih sayang kepadanya. Jika suami ini hendak memenuhi dan memuaskan kebutuhan sexnya, ketika itu cinta kasihnya kepada istrinya amat simpati, ketika itu pula sensasi keindahan suami mulai menghiasi lesannya (padahal sebelumnya sensasi ini tak pernah terdengar oleh istri). Jika sudah reda dan puas kebutuhan sexnya, hati suami dan lesannya kembali kasar sampai tiba saat persetubuhan berikutnya.
13. Ada type suami, namun sayang suami seperti ini jarang sekali, kita memohon kepada Alloh l agar Dia menjadikan kita termasuk katagori di antara mereka, agar kita mendapatkan keredaan-Nya dan bisa mengamalkan perintah-Nya : 
« وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ »
“dan pergaulilah mereka (istri-istrimu) dengan baik.” (An-Nisâ´ [4] : 19)

Suami katagori ini menilai wanita sebagai :

• Aroma selasih yang senantiasa dicium, bunga rose yang paling digemari.
• Kekasih hati, pendamping dalam perjalanan.
• Pasangan hidup penuh kasih sepanjang masa.
• Bagian dari jiwa, bagian dari hati.
• Cahaya kedua mata, suara yang patut didengar kedua telinga.
• Bulan purnama, sumber kedamaian.
• Selembut angin sepoi-sepoi basah, pendamping yang paling intim.
• Kasih sayang yang tiada habis, lautan yang aman.
• Jinak sepanjang waktu, pantai yang tenang.
• Penawar jiwa, penawar hati yang terluka.
• Lambang kecukupan, selalu menawarkan pemberian, sungai yang jernih.
• Yang cantik, pintar bercumbu, keindahan yang sulit dibayangkan.
• Yang selalu dinamis, penuh cinta tak pernah surut.
• Ibu rumah-tangga, yang mencetak pahlawan, mendidik generasi.

Alangkah indahnya istri yang dikaruniai Alloh dengan suami sholih dan selalu memandanginya. Inilah pandangan nan indah, cerah dan optimis. Inilah pandangan yang mengutamakan jiwa sebelum jasmani, memprioritaskan inti daripada kulit, bayangkan betapa kehidupan yang akan ditempuh wanita bersama suami itu, tentu saja ia bersama suaminya terasa di surga yang harmonis, akur, saling pengertian, dengan kepribadian stabil dan jiwa tenteram.  
 
  


Orang bijak berkata : “Bukalah kedua matamu lebar-lebar sebelum pernikahan dan bukalah sedikit saja sesudahnya”.

Pengalaman lelaki berbeda-beda saat menetapkan kriteria pendamping hidup (istri) yang mereka transfer dari orang ke orang dan ke generasi yang lain, maka dari itu rumuskanlah tujuan pernikahanmu dan mana kriteria yang Anda inginkan yang harus ada pada pendamping hidup (istri). Janganlah memulai kehidupan suami-istri Anda dengan ragu-ragu, bingung dan mengalahkan akal di bawah emosi, kemudian setelah itu duduk dan menyesali nasibmu dengan alasan salah pilih, dengan kata lain tidak mendapatkan pemudi yang pernah Anda dambakan.

 Kalau belum cocok dengan pernikahan yang Anda peroleh, ketahuilah bahwa Anda bertanggungjawab yang pertama dan yang terakhir, sebab rumusan tujuan Anda tidak jelas atau pilihan Anda salah atau gegabah menentukan pilihan, ingat jangan Anda menyalahkan orang lain, karena Anda sendirilah yang menentukan pilihan di antara para wanita untuk menjadi istri Anda. Kalau memang Anda benar-benar ingin memperoleh istri yang membahagiakanmu di dunia dan akhirat, hendaklah kita ketahui kriteria-kriteria istri sebagai berikut : 

1. Sholihah  
 Istri yang sholihah dipandang sebagai pilar asasi kehidupan sehat nan harmonis. Manakala lelaki menikmati kesehatan, indahnya bersama putra-putri yang masih muda, harta dan kekuasaan, maka kebahagiaannya tidak akan sempurna kecuali bersama istri yang sholihah. Dalam pada itu Fath bin Khaqan berkata : “Pada suatu hari saya bertandang ke rumah khalifah Al Mutawakkil, ketika itu ia sedang merenung mekirkan sesuatu, lalu aku bertanya kepadanya : “Wahai pemimpin umat untuk apa Anda berpikir? Demi Alloh tidak ada di permukaan bumi ini yang lebih bagus kehidupannya dan lebih riang hatinya daripada Anda”. Lalu dia menjawab : “Benar. Namun yang lebih bagus kehidupannya dariku adalah lelaki yang punya rumah luas, istri yang sholihah dan kehidupan serba tersedia, dia tidak menampakkan diri di hadapan kita, bagaimana mungkin kita mengganggunya dan tidak butuh kepada kita, bagaimana mungkin kita merendahkannya.

 Rosûlulloh n bersaabda : 

« مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ، بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى، خَيْراً لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةً. إنْ نَظَرَ إلَيْهَا سَرَتْهُ. وَ إنْ أمَرَهَا أطَاعَتْهُ. وَإنْ أقْسَمَ عَلَيْهَا أبْرَتْهُ. وإنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِهِ » 

“Tidaklah seorang mukmin memperoleh keuntungan lebih baik setelah takwa kepada Alloh daripada istri sholihah. Jika ia memandangnya, merasa senang, jika ia memerintahnya, mentaatinya, jika ia mengamanatkan sesuatu kepadanya, menunaikannya dan jika ia tidak ada di sisinya, ia loyal seraya menjaga kehormatan dirinya dan hartanya.”  

Sedangkan kriteria terpenting yang layak dicari lelaki adalah wanita mulia, menjaga kehormatan dirinya dan mengutamakan Din. Lelaki kotor tidak bimbang lagi menerima istri mulia, suci dan mengutamakan Din, padahal dia mau mempergauli wanita manapun dengan cara haram, meski dia tidak mau menikah kecuali dengan wanita mulia, suci dan mengutamakan Din, sebab ia merasa aman dengan kemuliaannya dan kehormatannya, memang demikianlah yang dianjurkan oleh Rosûlulloh ndengan sabdanya : 

« تُنْكَحُ الْمَرْأةُ لِأرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ » 
“Pada umumnya wanita dinikahi lantaran empat kriteria : karena hartanya, kehormatannya, kecantikannya dan dinnya. Oleh karena itu pilihlah yang akrab dengan dinnya, jika tidak pailitlah kamu”

 Istri yang sholihah adalah menghargai suaminya, selalu menghormatinya, memperhitungkan keutamaannya, berterima kasih atas kebaikannya dan merasa perlu kepadanya. Dalam pada itu Boll Bupenjo direktur Yayasan Keluarga Bahagia Los Angeles berkata : “Pada umumnya remaja ingin menikah tidak mendambakan istrinya menjadi juara mengurus rumah tangga, setinggi idamannya dalam memuaskan rasa pesona dan memenuhi selera yang dinilai prioritas.
 Seyogyanya wanita di bawah pria dalam 4 perkara, jika tidak ia akan merendahkannya yakni : umurnya, tingginya, hartanya dan nasabnya, sebaliknya di atas pria dalam 4 perkara : kecantikan, moral, wara’ dan akhlaknya. 
 Istri sholihah membuat kamu tentram dan bisa mensupport urusan din dan duniamu, karena ia berinteraksi bersamamu bertolak dari rasa takut kepada Alloh, sementara ia menyadari benar bahwa keredaan suaminya adalah keredaan Robbnya.

2. Baik moralnya

Rosulullah saw pernah ditanya : 
« مَاخَيْرُ مَا أُعْطِيَ الْإنْسَانُ؟ قَالَ : خُلُقٌ حَسَنٌ » 
“Apakah yang terbaik untuk diberikan kepada manusia?”. Lalu menjawab : “Akhlak yang baik”. 

Sedangkan akhlak yang baik adalah indikasi iman seseorang yang bisa mencegah dari prilaku yang bisa menyakiti partner hidupnya, sementara istri yang baik akhlaknya mengerti bahwa berprilaku mulia dan menghindari keburukan adalah kiat menghambakan diri kepada Alloh dalam rangka ibadah.  
 Rosulullah saw bersabda :

« إنَّ الْعَبْدَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ عَظِيْمَ دَرَجَاتِ الْآخِرَةِ ، وَ أشْرَفَ الْمَنَازِلِ ، وَ إِنَّهُ لَضَعِيْفُ الْعِبَادَةِ ، وَ إنَّهُ لَيَبْلُغُ بِسُوْءِ خُلُقِهِ أسْفَلَ دَرَجَةً فِيْ جَهَنَّمَ » 
“Sungguh seorang hamba mendapatkan derajat yang tinggi dan kedudukan paling mulia di akhirat lantaran akhlaknya yang baik dan sungguh seorang hamba benar-benar lemah ibadahnya, sedangkan ia benar-benar mendapatkan derajat paling rendah di neraka jahanam lantaran keburukan akhlaknya”.  

 Rosululloh saw juga bersabda :
« إنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ الْخُلُقِ دَرَجَاتِ قائم اللَّيْلِ وَ صَائِمِ النَّهَارِ » 
“Sungguh seorang mukmin mendapatkan beberapa derajat setara orang sholat malam dan puasa siang hari kebaikan akhlaknya”.

Orang bijak berkata : “Termasuk akhlak baik dalam hal-hal terkesan sepele, seperti periang dan lembut tutur kata”.  

3. Faktor keturunan

Sungguh Rosululloh saw berpesan kepada kita agar memilih istri sholihah dengan sabdanya : 
« تَخَيَّرُوْا لِنُطَفِكُمْ فَإنَّ الْعِرْقَ دَسَّاسٌ » 
“Pilih-pilihlah tempat spermamu, karena keturunan sangat renik (tersembunyi)”. 
 Rosululloh saw juga melarang kita menikahi wanita cantik tapi dari keturunan kotor dengan sabdanya : 
« إيَّاكُمْ وَخَضْرَاءَ الدِّمَنِ ، قَالُوْا: وَ مَا خَضْرَاءُ الدِّمَنِ؟ قَالَ: الْمَرْأةُ الْحَسَنَاءُ فِي الْْمَنْبِتِ السُّوْءِ » 
“Hati-hatilah kamu dengan suburnya kotoran ternak ”. Lalu para sahabat penasaran seraya bertanya : “Apa itu suburnya kotoran ternak?”. Lalu Rosululloh saw menjawab : “Wanita cantik (menawan) tapi dari keturunan busuk”.
 Makanya kita mesti mewaspadai keturunan sekaligus pendidikan busuk, sebab keturunan sangat renik (tersembunyi) sebagaimana dalam Hadits : 
« اَلنَّاسُ مَعَادِنُ، وَالْعِرْقُ دَسَّاسٌ، وَأدَبُ السُّوْءِ كَعِرْقِ السُّوْءِ » 
“Manusia laksana logam, sedangkan keturunan sangat renik (tersembunyi), sementara moral bobrok sebagai indikasi keturunan busuk”.
Namun sesekali ada juga seorang pemudi sholihah dan berakhlak mulia tapi tidak berasal dari keturunan keluarga terhormat, lalu bagaimana status pemudi ini terhadap dosa keluarganya? 
Alloh l bersabda : 

« أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى » 
“Bahwa seseorang tidak menanggung dosa orang lain?”. (An-Najm [53] : 38)

4. Pilihlah yang masih gadis

Islam menganjurkan agar memprioritaskan gadis, karena gadis biasanya mencintai suami dan lebih kasih sayang daripada janda, itu normal dan umumnya demikian.
 Dalam Hadits diriwayatkan Jabir ra, bahwa Nabi n bersabda : 

«عَلَيْكُمْ بِالْأبْكَارِ. فَإنَّهُنَّ أعْذَبُ أفْوَاهاً، وَأنْتَقُ أرْحَاماً، وَ أقَلُّ خَبًّا وأرْضَى بِالْيَسِيْرِ» 
“Kalian mesti mengutamakan gadis, karena lebih baik tutur katanya, lebih banyak anaknya, sedikit tipudayanya dan puas dengan apa yang ada”. 
Sahabat Jabir ra menikahi janda lalu Rosululloh saw menyapanya : 
« هَلَّا بِكْرًا تُلَاعِبُهَا وَتُلَاعِبُكَ » 
“Tidakkah kamu menikahi gadis saja, sehingga antara kamu dan dia lebih saling asyik bercanda?”.  

Di antara mereka mengatakan : “Ada 3 katagori wanita, a) layak buat kamu, b) tidak layak untukmu dan c) tidak layak buatmu dan tidak pula merugikanmu. Adapun istri yang layak buatmu adalah gadis, sebab ia belum pernah berpengalaman selain denganmu, jika ia mengenyam kebaikan memuji Alloh dan jika ia merasakan sesuatu yang tidak ia sukai ia mengatakan : “Begitulah setiap lelaki”. Adapun yang menjadi seterumu, dialah yang memiliki anak dari suami sebelum kamu, dia bersekongkol dengan anaknya untuk menghadapi kamu semata-mata untuk menyenangkan anaknya, adapun yang tidak layak buatmu dan tidak juga merugikan kamu umumnya janda, jika mendapatkan yang ia sukai darimu dia mengatakan : “Itulah kebaikannya buatku” Dan jika tidak mendapatkan apa yang ia suka dia condong kepada mantan suaminya meski mantan suaminya tidak sebaik suaminya. Lebih-lebih jika antara kamu (sebagai suami) dan mantan suaminya sebaya usia, setara kedermaan, kekayaan dan kehormatan diri, sedangkan kamu di bawah levelnya tentu sikap istrimu lebihmenjengkelkanmu, menyakitkanmu, menyusahkanmu dan menjadikanmu gundah-gulana saat menyebut-nyebut kebaikan dan jasa mantan suaminya dihadapanmu. 
 Abu Hamid Al Ghazali pernah berkata : “Ada keistimewaan pada gadis yang tidak terdapat pada pada janda, antara lain : dia hanya mencurahkan kasih sayangnya kepada suami yang pertama, sementara cinta sebenarnya adalah yang dicurahkan kepada kekasih yang pertama”.
 Keistimewaan yang lain, gadis sangat digandrungi lelaki lagi pula lelaki tidak suka meninggalkannya, karena karakter pria menghindari dan enggan kepada wanita yang telah disentuh pria lain.  
 Keistimewaan yang lain, bahwa gadis umumnya menerima apapun kondisi suaminya, pasalnya ia terpikat (sangat menyukai suami) sedangkan ia belum merasakan yang lain.
 Adapun wanita yang sudah berpengalaman dan sudah merasakan hidup dengan lelaki, boleh jadi tidak puas dengan sifat-sifat (karakter) yang tidak ia sukai.

   
5. Kecantikan 

Sebenarnya kecantikan itu relatif antara satu sama lin tidak sama, dengan kata lain apa yang menurut seseorang cantik belum tentu menurut orang lain, namun kecantikan memang sangat prioritas dalam pernikahan tanpa mengesampingkan kriteria-kriteria penting lainnya, mengingat pentingnya maka bisa berakibat gagalnya pernikahan, pasalnya kelestariannya sangat erat hubungannya dengan faktor kecantikan, sementara cepat atau lambat kecantikan wanita mesti pudar lantaran hamil, persalinan dan dimakan usia.  
Saya tidak mengesampingkan kecantikan dalam kehidupan suami-istri, tapi menjadikannya tujuan primer pernikahan tanpa memperhatikan kriteria-kriteria mendasar di atas kecantikan sebagai berarti minimnya kesadaran, pengertian dan kesalah pahaman terhadap hakekat pernikahan.
Imam Ghazali (semoga Alloh melimpahkan rahmat kepadanya) berkata : “Tidaklah perintah Rasululloh saw agar memperhatikan faktor din berarti larangan memperhatikan kecantikan dan tidak juga berarti perintah meninggalkannya, akan tetapi larangan memprioritaskan kecantikan manakala menyebabkan lepasnya din, karena faktor kecantikan umumnya menyebabkan orang bodoh menyukai pernikahan namun tidak mempedulikan faktor agama, inilah yang menyebabkan larangan memprioritaskan kecantikan. Demikianlah persepsi kita mengenai kecantikan selaras anjuran Rasululloh saw seraya bersabda : 
« اُنْظُرْ إلَيْهَا. فَإنَّهُ أَحْرَى أنْ يُؤْدِمَ بَيْنَكُمَا » 
“Amatilah dia, agar lebih lestari di antara kamu berdua”.

 Hadits tersebut sebagai hasungan mencari istri cantik dan bermesraan dengan cara halal, pasalnya kecantikan wanita merupakan dorongan fitrah yang memberi maslahat kepada suaminya agar syahwatnya terpelihara dari sie cantik yang bukan istrinya, sehingga menguntungkan akhiratnya.  
 Wanita cantik adalah yang mampu menguasai hati, tapi juga bisa mengontrol logikanya, maka kriteria pertama mampu menguasai apa yang disebut hati yang berarti sesuatu yang mudah berubah-ubah, sedangkan yang kedua kaya akan hikmah (cerdas), sementara bobot manusia terletak pada akalnya.
 Di antara mereka ada yang berpendapat : “Wanita cantik bukanlah yang menarik perhatianmu dari kejauhan, padahal jika mendekat ternyata tidak demikian, tapi sie cantik semakin cantik, saat engkau menatapnya berulang-ulang.
 Oleh karena itu hakekat kecantikan wanita adalah ekivalen rumit berpasangan antara model dan substansinya, pasalnya fitnah perempuan yang timbul lantaran efek fisiknya tidak setajam yang ditimbulkan oleh perasaan (emosi) dan kelembutannya, oleh karenanya karakter yang lembut sebagai indikasi sensasi hati, sedangkan prilaku mulia merupakan spirit kecantikannya, sementara keelokan wanita ada pada fisik, akal dan pribadinya.
 Makanya wanita mesti baik dinnya serta akhlaknya dan dipadu dengan kecantikannya, karena kecantikan belaka bisa menyebabkan sikap durhaka, congkak, hanya pintar merayu dan menuntut lelaki, bahkan klimaknya bisa jadi wanita cantik mengkhianati suaminya manakala tidak bermoral dan dan berpegang-teguh kepada Islam.
 Saya pernah membaca laporan hasil statistik Barat yang menyimpulkan bahwa lelaki Barat senang berpacaran dengan wanita cantik namun enggan menikahinya, dengan alasan suka bikin capai bersamanya, di sisi lain suka menikahi wanita dengan kriteria kecantikan sedang-sedang saja, karena lebih rajin bekerja dan tanpa pamrih.  

6. Terpelajar, cerdas dan pintar mengurus

Hendaklah Anda menikahi wanita terpelajar, cerdas dan pintar mengurus sehingga tercapailah tujuan pernikahan, tercipta pula kerjasama berbagai segi antara suami-istri, di samping antara satu sama lain bisa saling memahami dengan mudah mudah, makanya istri harus berilmu dan terpelajar. 
Karena istri yang tak memahami apa yang tersirat dalam kalimat yang kamu utarakan, sementara kamu melontarkan kepadanya secara serampangan, maka cepat atau lambat akan menimbulkan gesekan.
Kata orang : “Sie bodoh adalah musuh diri sendiri”. 
Penyair berkata : 
Jika di rumah tak ada istri merdeka # Yang mengurusnya, musnahlah kebaikan.
 Imam Ahmad (semoga Alloh merahmatinya) berkata : “Sungguh esensi kewanitaan ada pada setiap perempuan, namun kecerdasan tidak terdapat pada setiap perempuan”. 
  
7. Keselarasan guna menghindari kles

Sungguh spesifikasi istri sholihah terpenting secara berurutan adalah : agamanya, kecantikan, moralnya baik, sehat, keturunan baik-baik, reproduksi, berakal cerdas, bijak, berpendidikan dan ahli kewanitaan.
Adapun spesifikasi lelaki sholih terpenting secara berurutan adalah : agamanya, moralnya bagus, berharta, kuat, sukses, dermawan, berpendidikan, percaya diri, pemberani sehat dan tampan.
 Meski kami menyadari betapa susah memenuhi seluruh syarat tersebut, namun sangat mungkin untuk memenuhi sebagian besar. Manakala spesifikasi bisa dipenuhi secara maksimal, sedangkan level antara suami-istri mendekati keselarasan, tentu kesuksesan pernikahan lebih signifikan.  
 Dengan kata lain kesenjangan antara suami-istri dalam kesetaraan ilmu, materi dan mental perlu antisipasi, bahkan lebih mendekati selaras dalam pola pikir, persepsi, kecenderungan dan kesukaan dengan cara mengamati wawasan keluarga di mana wanita itu hidup berkembang, oleh karenanya milieu dan komunitas memegang peranan penting. Perlu kita bicarakan pula tentang pentingnya antisipasi kesenjangan antara suami-istri nanti.
 Adapun pernikahan antar kerabat, seringkali riset kedokteran memperkuat bahwa pernikahan tersebut seringkali menghasilkan keturunan lemah dan kerdil atau penyakit keturunan relatif sering timbul pada anak-anak hasil keturunan pernikahan tersebut.
 Di samping pernikahan antar kerabat menyebabkan terputusnya silatur rahim, makanya Rosûlulloh n melarang pernikahan itu : 

« نَهَى أنْ تُنْكَحَ الْمَرْأةُ عَلَى قَرَابَتِهَا مَخَافَةَ الْقَطِيْعَةِ » 
 “Rosûlulloh nmelarang pernikahan wanita dengan kerabatnya lantaran khawatir terputusnya silatur rahim”. 
 Di samping periwayatan bersumber dari Abu Bakar, Umar dan Usman (semoga Alloh berkenan kepada mereka) yang menyatakan bahwa mereka tidak suka mempertemukan antar kerabat dalam pernikahan lantaran khawatir timbul kebencian di antara mereka”. 
 Meski merebaknya pengetahuan hal-hal penting menyangkut pernikahan antar kerabat, tapi tradisi di masyarakat pedesaan kita masih suka merampas kebebasan memilih pemudinya, umumnya memaksakan kehendak ayahnya atau keinginan ibunya agar menikah dengan anak lelaki pamannya atau anak lelaki bibinya dan lain sebagainya, padahal ia masih berstatus perawan yang amat pemalu mengemukakan pendapatnya di tambah lagi masyarakat tempat kita tinggal tidak melegitimasi pemudi menolak keinginan ayahnya dan para walinya, seringkali kegagalan pernikahan yang berbuntut dengan peristiwa-peristiwa tragis terjadi pada kondisi demikian.
 Padahal sikap demikian tidak bertumpu ajaran Islam dan sama asekali tidak menurut syariat, bahkan kebodohan terhadap agama Alloh dan pasalnya itu hanya tradisi warisan jahiliah. Maka dari itu tidak ada legitimasi buat para wali untuk memaksakan pemudinya berjodoh dengan suami yang tidak ia sukai atau tidak sesuai pilihannya. 




Memilih gaun dan mobil adalah masalah sepele, jika salah pilih bisa dibetulkan, mengecilkan dan melonggarkan gaun atau mengembalikan mobil kepada pemiliknya urusan mudah.
Tapi urusan nikah adalah komplek, tidak bisa mengembalikan suami kepada ayahnya atau istri kepada ibunya, lain lagi masalah perceraian, memilih pasangan hidup harus memperhatikan kaidah-kaidah pasti jika tidak bisa berakibat fatal, terkadang hidup menjadi semacam lingkaran menyakitkan tak berpenghabisan.
Para ‏psikolog berpendapat bahwa suksesnya pernikahan dan tercapainya tujuan pernikahan yang sudah dicanangkan disyaratkan memilih tip yang tepat dan memilih secara benar pasangan hidup, yang menjamin keselamatan dari kecelakaanmu dan kecelakaan putra-putrimu sampai akhir hayat.  

 


Melalui riset hubungan suami-istri, para sosiolog berpengalaman menghasilkan beberapa panduan dan saran meliputi kiat tepat memilih pasangan hidup.  

10 saran penting guna mengenali indifidu secara tepat 

1) Sangat penting menentukan secara jelas untuk mengenali kepribadian seseorang yang kamu dambakan dan kepribadian seseorang yang mana yang mustahil kamu jadikan curahan cintamu. Untuk itu kita mesti mengenal beberapa kriteria yang bisa membahagiakan dan kita hindari persepsi kekanak-kanakan yang masih melekat benak kita seperti kesan-kesan kecantikan wanita atau kekayaan pria, di samping senantiasa kita ingat bahwa kita sedang memilih seseorang untuk menjadi patner hidup harmonis bukan cekcok sepanjang masa, sementara pilihan kita untuk selama-lamanya bukan untuk sementara waktu.  
2) Yakin adalah keharusan, pasalnya sensasi tanpa keyakinan sama halnya menaruh sekat yang menghalang untuk sampai kepada seseorang yang hendak kita temui. Yakinlah, jangan biarkan kegagalan pada pengalaman-pengalaman yang lalu menjadi kendala kehidupanmu, camkan selalu bahwa Anda manusia memiliki peluang paling berharga dalam kehidupan.
3) Buka matamu lebar-lebar untuk mengamati siapapun sekitarmu, bisa jadi pasangan hidup serasi atau kekasih yang tak disangka-sangka ternyata lebih dekat kepadamu daripada yang Anda bayangkan, meski tidak menutup kemungkinan, orang baru mau mengungkapkan isi hatinya dan menyatakan tekad bulatnya setelah yakin adanya titik temu dan saling berkepentingan antara satu sama lain.
4) Tidak terpancang kepada seseorang yang maunya hanya dihormati dan menuntut banyak pengertian, ketahuilah bahwa kelestarian hubungan semacam ini tertipu diri sendiri lagi pula pemborosan waktu, coba hindari cara demikian, pergunakan kiat efisien dan jangan menoleh ke belakang.
5) Jangan menunggu-nunggu cinta datang, tidak menutup kemungkinan menjalin hubungan dengan seseorang yang kurang Anda cintai semata-mata karena menghindari kesendirian, meski kesendirian lebih baik daripada pendamping yang jahat. Sibukkan dirimu dengan prioritas-prioritas lain baik belajar, olahraga maupun bekerja, sebab cinta sebagaimana yang lain dalam kehidupan, saat kamu acuh tak acuh justru mengejarmu.  
6) Jujur dan sholih lebih baik daripada sendirian tanpa pendamping, prioritaskan hubungan sosial yang menguntungkan agar memperoleh manfaat dan pengalaman lebih banyak, pasalnya hidup adalah menggali pengalaman .  
7) Utamakan untuk tidak terburu menikah setelah kegagalan. Berilah peluang buat dirimu untuk mengembalikan keseimbangan (kestabilan) jiwa agar mampu menentukan pilihan secara signifikan.  
8) Jangan pernah membayangkan bahwa cinta jauh dari dirimu, lantaran Anda merasa tidak memiliki kualifikasi sempurna atau tidak elegan (hai Fulanah atau Fulan). Hilangkan pola pikir kekanak-kanakan dari dalam benakmu dan skala muda-mudi yang sering diungkapkan, pasalnya antara skala cinta dan nikah jauh berbeda. 
9) Jadilah seorang pemberani menyikapi diri sendiri dan orang lain, karena tingginya usia dan membujang atau melajang atau sudah ada anak mempersempit peluang nikah, tapi jangan pernah berpikir bahwa peluang sudah tidak ada lagi, berterusteranglah kepada orang lain sejak awal mengenai kondisi dan kapasitas diri Anda selanjutnya pastikan pilihan Anda.  
10) Lagi-lagi berterusteranglah dan bertanyalah kepada diri sendiri : “Apakah saya mesti mencari pendamping hidup karena saya sekarang sedang memerlukannya ataukah sekedar menyenangkan seseorang ataukah agar lebih trend di masyarakat?” .  




1. Sholih

Rosûlulloh nbersabda : 
« إذَا جَاءَ كُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ إلا تفعلوا تَكُنْ فِتْنَةٌ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ
 » 
 “Apabila seseorang baik kriteria dinnya dan akhlaknya datang kepadamu (melamar), maka nikahkanlah dia, jika tidak niscaya fitnah dan kerusakan dahsyat akan menimpa”.

 Di antara salaf mengatakan : “Janganlah kamu menikahkan putrimu kecuali dengan pria takwa, jika ia mencintai putrimu niscaya ia menghormatinya dan jika kurang mencintai, ia tidak menzholiminya”.  
 Sungguh Islam menjadi penghalang lelaki berlaku zholim karena ia mempergauli istrinya berlandaskan sabda Alloh l : 

« وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ »
“Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu) dengan cara baik”. (An-Nisâ´ [4] : 19)
 Sedangkan Rosûlulloh nbersaabda : 
« خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأهْلِهِ، وَأنَا خَيْرُكُمْ لِأهْلِيْ » 
“Orang terbaik di antara kamu adalah yang terbaik di antara kamu dalam mempergauli istrinya, sedangka aku adalah terbaik di antara kamu dalam mempergauli istriku”.
‏ Oleh karenanya anggapan tidak mudah bagi seseorang menurut ukuran akal dan din untuk tidak menikahkan putrinya selain kepada pembayar mahal maharnya atau pelamar tertinggi status sosialnya, atau terkaya tanpa memperhitungkan faktor din dan akhlak, adalah kesalahpahaman terhadap essensi dan nilai-nilai kehidupan, pasalnya putrinya bukan barang dagangan dan pernikahan bukan bargain, tapi mempertemukan antara dua kulifikasi.  
 Itulah perspektif Islam mengenai essensi persoalan yang menilai kapabilitas seseorang menurut kesempurnaan akhlak dan dinnya, bukan hartanya, keelokan wajahnya dan status sosialnya. Oleh karena itu mengedepankan persepsi tersebut sebelum akhlak dan din dinilai sebagai kerusakan dan fitnah sebagaimana disinyalir Rosûlulloh n .
 Maka dari itu mempergauli secara baik bukan persoalan pilihan, akan tetapi wajib atas suami kepada istrinya.

Mengapa pemuda sholih (yang loyal) sebagai prioritas  
1) Pasalnya dia mempergauluimu sesuai keredaan Alloh, dia menyikapi dirimu dalam bingkai loyal kepada perintah Alloh dan Rasul-Nya. Jika tidak demikian, maka dia hanya propagandis pembohong. Alloh l bersabda : 

 « أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ »
“Apakah kalian mengimani sebagian hukum Taurat dan mengingkari sebagianyang lain?”.
(Al-Baqoroh [2] : 85)
2) Karena loyalitas kepada konsep Alloh berarti mencegah dirinya dari dosa-dosa besar, seluruh maksiat dan hal-hal yang haram.
3) Karena dia mempergauli kamu dengan landasan takut kepada Alloh, tak mungkin dia berlaku aniaya, merendahkan, mencemooh, mencela, memaki dan keji.
4) Pasalnya dia menyadari bahwa ucapannya harus lembut dan wujud sikap baiknya, sampai-sampai sesuap makanan yang disuapkan pada mulutmupun adalah pahala.
5) Karena dia berpegang teguh pada pesan Rosûlulloh n: 
« اِتَّقُوْا اللهَ فِي النِّسَاءِ فَإنَّهُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ » 
“Bertakwalah kalian kepada Alloh dalam menyikapi wanita-wanita (istri-istrimu) karena mereka laksana tawanan”.
6) Yang ia jadikan figur keteladanannya adalah Rosûlulloh n , yang bagus dalam bergaul, selalu periang, menyenangkan keluarga, murah hati bersama mereka dan longgar dalam memberikan nafkah.  

2. Beraakhlak baik

Kondisi pribadi stabil mudah merefleksikan sikap tanpa harus berfikir terlebih dahulu, jika kondisi seperti ini merefleksikan sikap bagus lagi terpuji baik menurut logika maupun norma Islam, maka ketika itu disebut akhlak baik, sebaliknya jika yang direfleksikan sikap yang buruk maka disebut akhlak buruk.
 


Rosûlulloh nbersabda : 
« مَا مِنْ شَيْءٍ أثْقَلَ فِيْ مِيْزَانِ الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ، وَإنَّ اللَّهَ يَبْغَضُ الفَاحِشَ البَذِيْءَ » 
“Tidak ada timbangan hamba pada hari qiamat yang lebih berat daripada akhlak yang baik, sedangkan Alloh sungguh membenci pelaku keji lagi berkata keji”.  

 Rosûlulloh npernah ditanya tentang kriteria umumnya ahli surga lalu menjawab : 
« تَقْوَى اللهِ وَ حُسْنُ الْخُلُقِ »
 “Takwa kepada Alloh dan akhlak yang baik”. 
 Rosûlulloh njuga pernah ditanya tentang kriteria umumnya ahli neraka lalu menjawab :  
« اَلْفَمُ وَ الْفَرْجُ » 
 “Mulut dan kemaluan”.
Al Fudhail (semoga Alloh merahmatinya) berkata: “Sungguh ditemani seorang dzalim berakhlak baik lebih aku sukai dari pada ahli ibadah berakhlak buruk”.
 Sie raja penyair berkata : 
  » Membangun akhlak, induk persoalanmu # Maka luruskanlah pribadimu dengan akhlak, niscaya luruslah kamu«
 Kebaikan akhlak bukan barang mewah yang tarkadang tidak diperlukan lagi, tapi ia adalah prinsip hidup yang primer, diprioritaskan agama Islam dan karenanya orang jadi terhormat.
 Lelaki angkara murka dan menyimpang prilakunya, yang berprilaku jahat lagi tak mempedulikan yang lain disinyalir Rosûlulloh n: 
« اَلْحَيَاءُ وَ الْإيْمَانُ قُرَنَاءُ جَمِيْعًا ، فَإذَا رَفَعَ أحَدُهُمَا رَفَعَ الآخَرُ » 
“Malu dan iman dua sejoli, apabila salah satu dari keduanya berkwalitas, maka berkwalitaslah yang lain”.  
 Akhlak baik adalah pengertian yang meliputi seluruh keutamaan yang mampu melebur seluruh perbuatan keji, sebagaimana disinyalir Rosûlulloh n:  
« إذَا جَاءَ كُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ إلا تفعلوا تَكُنْ فِتْنَةٌ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ »
“Apabila seseorang baik kriteria dinnya dan akhlaknya datang kepadamu (melamar), maka nikahkanlah dia, jika tidak niscaya fitnah dan kerusakan dahsyat akan menimpa”.
 Hadits ini mengindikasikan betapa keagungan Rosûlulloh nyang tidak berbicara menuruti hawa nafsunya : “yang kamu pandang baik agamanya dan akhlaknya”. Beliau tidak mengatakan : “yang kamu pandang bagus wajahnya dan banyak hartanya, maka nikahkanlah dia (dengan putrimu)”. 

Kualifikasi ketampanan pria  

 Ketampanan pria kurang penting jika dibandingkan kecantikan wanita dalam kehidupan berumah tangga. Lelaki yang tidak dikaruniai ketampanan berlebih bisa memberikan konpensasi kualifikasi lain misalnya dermawan, berilmu dan berharta. Kualifikasi ketampanan fisik pria yang terpenting menurut penilaian wanita adalah fisik yang kuat, karenanya putri Nabi as Syuáib mengagumi kekuatan fisik Musa as, hingga tidak kuasa menahan diri dari memuji Musa as di depan ayahnya dengan maksud agar ayahnya menikahkan dia dengannya : 
« قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ»
“Seorang dari kedua pemudi berkata : “Wahai ayah jadikanlah ia karyawan upahan, sungguh sebaik-baik karyawan upahan yang engkau angkat adalah yang kuat lagi jujur.” (Al-Qoshosh [28] : 26)

• Antara kedua pundaknya lebar, sebaliknya perempuan.
• Tinggi, lebih tinggi daripada istrinya atau minimal sama. 
• Berbulu lebat pada wajahnya dan badannya.  

Kualifikasi pria lainnya yang disukai wanita  

Abbas Mahmud Al Ïqad berkata : “Pria yang paling disukai wanita, manakala putri-putrinya merasa tentram padanya, menerima simpatinya, takut akan marahnya, berusaha mengambil hatinya dan tidak mengabaikan tegurannya serta sanksinya”.  
 Kebanyakan wanita menyintai kekayaan, harta-benda dan kedermawanan lelaki, sedangkan kedermawanan mampu menutup banyak aib-aib, seperti dikatakan Imam Syafií (semoga Alloh merahmatinya) : 
» Jika banyak kekuranganmu saat bergaul # Solusi menggembirakan adalah konpensasiny «
» Jadikanlah derma sebagai konpensasinya # Orang bilang konpensasinya adalah derma «

  Harta benda standard manusia, Rosûlulloh nbersabda : 

« الْحَسَبُ الْمَالُ. وَالْكَرَمُ التَّقْوَى » 
“Menurut manusia, barometer adalah harta benda. Sedangkan (menurut Alloh) kemuliaan adalah ketakwaan”. 

 Rosûlulloh nbersabda pula :

«إنّ حَسَبَ أَهْلِ الدّنْيَا الّذِي يَذْهَبُونَ إلَيْهِ الْمَالُ» 
“Sungguh tolok ukur yang dipakai penduduk dunia adalah harta benda”. 
 
Harta benda bukanlah indikasi keharmonisan tapi sekedar pelengkapnya, jangan sampai dijadikan tujuan pokok pernikahan. Harta benda bukan tolok ukur bagi agama Islam, akhlak, kejantanan lelaki, pendidikan dan ilmu.  

Pernah di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain : “Istrimu sungguh tidak menyukaimu lantaran ketuaanmu”. Lalu ia menjawab : “Ia ingin berganti suami lantaran aku tidak berharta, demi Alloh seandainya aku setara usia Nabi Nuh, seusia iblis, berperawakan Munkar dan Nakir sedangkan aku beruang, tentu aku lebih dicintai daripada sie fakir meski setampan Nabi Yusuf, berakhlak seperti Nabi Dawud, seusia Nabi Isa, sederma Hatim dan setara kecerdasan Ahnaf”.  

Keharmonisan dan uang  
Siapakah yang menjauh dari uang? Siapa yang tidak memiliki uang? Keberadaan uang seolah-olah hakekat kebahagiaan. Namun setelah Anda memilikinya ternyata tidaklah demikian, Anda tahu bahwa uang hanya kulit belaka bukan buahnya. Uang bisa memenuhi kebutuhan makanan namun tidak demikian halnya dengan selera, banyak pengetahuan namun tidak demikian halnya dengan kawan, obat namun tidak demikian kesehatan, pelayan namun tidak pernah memberikan kesempurnaan, semuanya terbeli tapi tidak demikian keharmonisan, barangkali hari-harimu dipenuhi keceriaan oleh uang akan tetapi keharmonisan lantaran uang tidaklah vital.
 


Pria kesukaan wanita  
1) Baik hati
2) Sukses lagi kaya
3) Dermawan 
4) Berani berpendapat dan bersikap
5) Umumnya bertemperamen tenang, tapi juga berani unjuk gebrakan saat diperlukan
6) Berakal cerdas dan berkepribadian 
7) Lebih tinggi daripada wanita
8) Bersikap hormat dan menghargai wanita serta peduli akan problematikanya
9) Tidak gemuk amat 




Wanita muslimah terkadang salah pilih menentukan pasangan hidup dengan resiko tidak harmonis setelah pernikahan.
Tidak berkah, tidak baik, tidak beruntung dan tidak harmonisnya dalam memilih suami, tidak termasuk kriteria ahli shalat. Pasalnya indikasi muslimnya seseorang adalah shalat, sementara essensi keislaman tidak akan terwujud tanpa shalat.
1) Lelaki paling jauh dari keharmonisan rumah tangga adalah lelaki yang tidak menyukai ilmu dan keluarganya. Perhatikanlah bagaimana kesenjangan antara dia dengan ilmu serta keluarganya. Oleh karenanya keharmonisan rumah tangga manakala sang suami berilmu atau terpelajar atau memperhatikan ilmu atau menyukai ilmu, adapun yang kelimanya (selain keempat itu) tidak layak disebut kriteria suami yang baik.
2) Hati-hatilah, jangan memprioritaskan banyaknya uang atau gengsi atau ketampanan sebagai skala pelamarmu manakala tidak baik dinnya dan akhlaknya, karena itu hanya kriteria penggemar dunia, maka jadilah Anda penggemar akhirat dan janganlah menjadi penggemar duania.  
3) Amatilah bagaimana dia bersikap terhadap keluarganya, khususnya terhadap kedua orang tuanya dan pergaulannya dengan saudara-saudaranya jika memungkinkan.
4) Tidaklah penting menilai baiknya lelaki lantaran dia sudah punya rumah. Apa arti punya rumah, manakala dihasilkan dari sumber penghasilan haram menurut syariat Islam?  
5) Camkanlah bahwa kebahagiaan suami-istri hanya diraih dengan memilih suami yang berdin dan berakhlak baik.
6) Ingatlah pula bahwa suami yang berdin baik manakala mencintaimu, niscaya menghormatimu dan manakala marah kepadamu, samasekali tidak berlaku aniaya terhadapmu.
7) Prioritaskanlah calon suami yang telah cukup umur, memahami agama Alloh l yakni Islam dan tampan guna melestarikan kehormatan dirimu hingga kamu tidak mencari-cari lelaki selain dia.
8) Jika ternyata kamu dapati kekurangan pada diri pendamping hidupmu yang tidak kamu sukai setelah akad nikah, maka berterus teranglah kepada kedua orang tuamu, tak usah kamu tutup-tutupi karena itu bukan masalah sepele.  
 



Pernikahan suskses bertumpu pada norma-norma yang bermakna seperti akhlak dan berpegang teguh kepada norma-norma Islam. Pernikahan demikian lebih kecil kemungkinan goyah lantaran hanya persoalan-persoalan materi seperti kesehatan, harta, kecantikan atau ketampanan dan kedudukan. Makanya mereka yang memprioritaskan pasangan hidup lantaran pamrih materi umumnya pernikahannya lebih riskan broken-home saat landasan di mana pernikahan bertumpu mengalami pergeseran dibanding mereka yang memprioritaskan landasan akhlak dan agama.  

Wanita yang suka menikah dengan pria lantaran pamrih hartanya atau ketampanannya atau hanya jabatannya, umumnya meninggalkan suaminya ketika ia jatuh miskin atau hilang jabatannya, demikian pula pria yang memprioritaskan kecantikan wanita atau mudanya usia saja, biasanya meninggalkan istrinya ketika pudar kecantikannya atau berlalu masa mudanya.  
Adapun pernikahan yang eksis pada agama dan akhlak lebih stabil, kokoh dan kecil kemungkinan broken-home, karena kriteria-kriteria kokoh semacam ini sangat kecil kemungkinan mengalami pergeseran, bahkan semakin kuat dan kokoh seiring perobahan waktu dan zaman. Ada hal penting yang mesti diperhatikan, bahwa yang menentukan kriteria-kriteria harmonis yang prioritas buat pria dan wanita bukan seorang pakar atau filosuf atau suka berteori atau spekulasi yang seringkali meleset, tapi dia adalah manusia pilihan kekasih Alloh (semoga shalawat Alloh senantiasa terlimpahkan kepadanya), beliau tidak berbicara menurut hawa nafsu, sangat menyukai umatnya dan menginginkan kebahagiaannya di dunia dan akhirat, sebagaimana disinyalir oleh Alloh l : 
« تُنْكَحُ الْمَرْأةُ لِأرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ » 
“Pada umumnya wanita dinikahi lantaran empat kriteria : karena hartanya, kehormatannya, kecantikannya dan dinnya. Oleh karena itu pilihlah yang akrab dengan dinnya, jika tidak pailitlah kamu”. 
« لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ
رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ »
“Telah datang kepadamu hai kaum, seorang utusan (yang agung) dari rasmu sendiri (Quraisy), dia sangat mengkhawatirkan kesusahan menimpa dirimu, dia sangat menyukai kamu (memperoleh hidayah), yakni sangat kasih sayang kepada orang-orang mukmin lagi mengasihani (orang-orang yang berdosa).” (At-Taubah [9] : 128)  

 Rosûlulloh nbersabda : 
« تُنْكَحُ الْمَرْأةُ لِأرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، ودِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ » 
“Pada umumnya wanita dinikahi lantaran empat kriteria : karena hartanya, kehormatannya, kecantikannya dan dinnya. Oleh karena itu pilihlah yang akrab dengan dinnya, jika tidak pailitlah kamu”. 
Sementara sabdanya : فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْن » « (pilihlah yang akrab dengan dinnya) sebagai indikasi betapa kerdil segala sesuatu (selain agama), dengan kata lain bahwa manusia umumnya menginginkan 4 kriteria tersebut ada pada perempuan pilihannya, tapi yang harus Anda prioritaskan adalah yang akrab dengan dinnya”. 
Manakala orang mempelopori agar menikah dengan prioritas agama, maka ketahuilah pernikahan tersebut permanen dan lestari, pasalnya agama Islam adalah panduan akal dan hati, meski tidak ada jeleknya kriteria yang lain turut menyertai kriteria din kalau memang itu bisa terpenuhi, pasalnya wanita yang berpegang teguh pada Islam berarti ketentraman yang menentramkan hidup suaminya. Wanita demikianlah yang bisa menjaga rahasia suaminya, mendidik putra-putrinya, memelihara hartanya dan menjaga reputasi suaminya serta reputasi keluarganya, inilah kebahagiaan hakiki. Oleh karena itu berpegang teguh kepada din adalah kualifikasi primer dalam memilih istri.
 Rosûlulloh nbersabda : 
«إذَا جَاءَ كُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ إلا تفعلوا تَكُنْ فِتْنَةٌ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ» 
 “Apabila seseorang baik kriteria dinnya dan akhlaknya datang kepadamu (melamar), maka nikahkanlah dia, jika tidak niscaya fitnah dan kerusakan dahsyat akan menimpa”.

 Fitnah manakah yang paling besar, kerusakan manakah yang paling komplek terhadap agama Islam dan akhlak dalam keluarga serta masyarakat manakala pemudi beriman dinikahkan dengan lelaki bebas kontrol agama Islam atau mulhid atau berfaham serba boleh yang memaksanya buka aurat lagi campur baur dengan lelaki lain bukan mahram, memaksanya minum arak, berdansa dengan para pria, menodai agama Islamnya dan menghasung agar ia berpaling dari norma-norma agama Islam serta keluhuran akhlak?
 Betapa banyak pemudi yang terhormat, beriman dan suci, ketika ia terjebak dalam rumah tangga serba boleh bersama pria bebas kontrol agama Islam, sontak menjadi wanita yang merendahkan Islamnya, melucuti akidahnya, membuang nilai-nilai keutamaan dan mencampakkan harga dirinya.
 Ketika putra-putri dibesarkan dalam rumah-tangga ternoda dosa lagi tak punya malu, tentu mereka akan menjadi propagandis-propagandis paham serba boleh dan berbuat kerusakan serta kemungkaran, dan itu telah terbukti.
 Wahai umat Muhammad saw belumkah masanya untuk kita kembali kepada din Islam kita sebagai dasar pedoman kita dan menyadari bahwa kebahagiaan kita terletak pada ketaatan kepada syariat Alloh l, pasalnya tidak ada dambaan selain keluarga muslim harmonis, saling pengertian dan saling akur antara suami-istri, di mana kesholihan anak keturunan sangat tergantung padanya, sementara Alloh l menjanjikan bangkitnya umat Islam ini dari keterpurukannya dan kekerdilannya menjadi umat yang dominan (pengendali kekuasaan), disegani dan kharismatik.  





1) Meninggalkan shalat  
Karena orang yang meninggalkan shalat berarti mengkhianati amanat Alloh, dan tak segan-segan mengkhianati hamba-hamba Alloh pula.  
 Rosûlulloh nbersabda : 
«اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةَ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ» 
“Janji antara kami dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa meninggalkannya berarti telah kafir”.
 Bagaimana mungkin seseorang yang telah merusak syarat yang telah dikukuhkan Rosûlulloh ndilegitimasi menjadi pelamar, padahal sabdanya : 
«إذَا جَاءَ كُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ ... »
“Apabila seseorang baik kriteria dinnya datang kepadamu …”.

Sementara shalat adalah pilar agama Islam.

2) Nekad melanggar dosa besar
Misalnya minum arak atau berzina atau berjudi, kita berlaindung kepada Alloh dari semua itu, karena pola hidup orang seperti ini pasti neraka jahim tempatnya, tak mungkin terelakkan, tapi barangsiapa bertaubat, maka Alloh menerima taubatnya.  

3) Mucikari 
Yaitu pria yang tak mencemburukan kamu dengan dalih mengikuti perkembangan zaman, up to date dan kemajuan, sedangkan dunia selalu berputar, sementara menutup aurat menurutnya kuno. Oleh karena itu tak mengapa istrinya berjabat tangan dengan para pria atau berduduk-duduk bersama mereka tanpa penutup aurat atau bercanda dengan lelaki lain.  

4) Manja (anak ibunya)
Pasalnya dia bukan laki-laki yang punya sikap selain didoktrin ibunya, saya mengenal watak pemuda type ini, dia tidak mampu mempergauli istrinya tanpa meminta izin ibunya.  
 
5) Usia lanjut
Kamu berusia 20 tahun sedangkan dia 60 tahun, apakah cukup alasan? Harta? Bukankah kamu telah puas dengan pakaian gaunmu dan perhiasan emasmu, tapi ada apa di balik itu, Anda sekarang dalam birahi masa remajamu sementara dia hampir-hampir habis birahinya, bagaimana mungkin seimbang wahai putri muslimah?

6) Sombong
Sebab seseorang yang hidup dengan kepribadian type ini tidak mengenal cinta dan kasih. Dia sebagai sosok yang hanya mencintai dirinya sendiri sekalipun telah menikah, dia tidak menikahi cinta istrinya, tetapi hanya semata-mata menginginkan dirinya.  

7) Dimabuk kerja 
Sosok seperti ini hanya menilai dunia adalah kerja dan kerja tak kenal lelah dan jemu, ia amat mendambakan kekayaan, status sosial tinggi, tersohor. Nikah menurutnya hanyalah pelengkap status sosial, istri dianggap perabot rumahtangga, jika dibutuhkan dipakai meski disikapi secara dingin. Betapa banyak istri terhormat lagi suci hidupnya menjadi teraniaya kebutuhan sexnya dan emosinya, di samping senjang dari anak-anaknya, lantaran suami hanya menilai bahwa dunia adalah mempersembahkan harta-benda dan menghidangkan makanan.  

8) Durhaka kepada kedua orang tua
Orang sakit perlu pengobatan agar menyadari persepsi : “Selagi kamu patuh, kamu akan dipatuhi”. Manakala lelaki tidak taat kepada kedua orang tuanya dan tidak melaksanakan perintah mereka, padahal dia wajib taat kepada mereka, apakah kewajiban taat demikian akan berlaku atas wanita saat menjadi istrinya dan menjadi miliknya, padahal istri wajib mentaatinya?  

9) Anak laki-laki banci
Aku tidak menyebutnya orang laki-laki tapi anak laki-laki, pasalnya karakternya tidak dominan kepada kelaki-lakian, penampilannya, bicaranya, tindak-tanduknya dan pola pikirnya lebih mirip wanita. Dia adalah manusia yang tidak bisa dijadikan tumpuan hidup dan tidak siap memikul tanggungjawab sedikitpun. Sayang sekali betapa banyak type orang seperti ini pada era kini. Semoga Alloh tidak memperbanyak jumlah mereka.  

10) Amat kikir (menahan hak orang lain)
Karena amat kikir adalah penyakit yang susah disembuhkan. Amat sangat disayangkan jika lelaki amat kikir, ia tidak bisa membuat senang dirinya dan orang lain selama hidupnya bahkan sesudah matinya sekalipun. Makanya Nabi n mewanti-wanti agar menghindari sifat kikir : 

« وَاتَّقُوْا الشُّحَّ ، فَإنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوْا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوْا مَحَارِمَهُمْ» 
“Jagalah dirimu dari menahan hak orang lain, sebab menahan hak orang lain telah membinasakan orang sebelum kamu, memicu pertumpahan darah mereka dan menghalalkan perempuan-perempuan serta harta-harta mereka”.








1) Berlagak pria  
Yaitu wanita yang keluar dari fitrah kewanitaannya dan hilang daya pikatnya sebagai wanita, padahal kecantikannya terletak pada kewanitaannya, kelembutannya dan kelenturannya. Itulah yang menarik pria dan membuatnya intim kepadanya. Adapun jika suami merasakan hidup bersama wanita berlagak kelaki-lakian, maka bagaimana mungkin ia mempergauli wanita yang tak mengindikasikan kewanitaan selain namanya? Ciri penampilan wanita tersebut pada rambut, suaranya yang kasar, model potongan rambutnya lebih mirip lelaki, gemar merokok dan lain sebagainya. Padahal “Rosûlulloh nmelaknat wanita yang berlagak pria”.  

2) Muram-durja
Dialah perempuan yang senantiasa memberi kepuasan suaminya dengan menyalah-nyalahkan pola pikirnya, sementara permintaan-permintaannya dinilai tak layak baginya, oleh sebab itu respon setiap ajakan sang suami adalah menyianyiakan atau menunda.

Wanita type ini selalu berkilah bahwa keluhan dan perasaan enggan merespon suami atau sikap berontaknya bukan karena kesalahan dirinya tapi karena perlakuan suaminya yang tak kunjung menyenangkan dirinya, padahal ia sering memuji-muji orang lain yang bukan suaminya.

3) Sakit saraf
Wanita type ini lekas marah dan suka berlama-lama ngomel dengan alasan sangat sepele; mulutnya berbusa, semakin lama semakin menjadi-jadi, membentak-bentak dengan bentakan laksana petir saat hujan bencana, dia menampar-nampar wajahnya, merobek-robek bajunya dan memaki-maki anaknya serta suaminya saat keinginannya tertunda.

 Pria yang hendak menikahi wanita type ini hendaklah bijak; bisa memahami kondisinya dan hendaklah bisa meredam kekasaran wataknya dan terlebih dahulu mengeluarkan bea penyembuhannya, siapa tahu menjadi pemudi yang sholihah. 

4) Minim kesadaran dinnya
Wanita type ini tidak mempedulikan shalatnya serta penutup auratnya, pamer perhiasannya, kalau bicara melantur kemana-mana dan tak habis pikir dengan ketawanya yang memicu kecemburuan suaminya. Jika dinasehati, justru menanggapi : “Tak mengapa, bukankah urusan iman ada dalam hati”. Kami katakan kepada wanita type ini dan yang sepamor dengannya bahwa : “Iman bukan angan-angan dan bukan pula hiasan bibir, akan tetapi keyakinan hati dan manifestasi amal. Sejauh mana loyalitasmu kepada perintah-perintah Alloh itulah kebenaran imanmu, jika tidak demikian, itu pernyataan bohong”.

5) Gemar pacaran 
Wanita demikian memang gadis kemaluannya, tapi perasaannya tidak lagi gadis. Curahan sensasi perasaannya, surat-surat cinta, hubungan via telepon serta sms, tukar-menukar kaset nyanyian dan saling memberi hadiah kenang-kenangan romantis diperuntukkan lelaki bergengsi dan murahan yang cenderung urakan. Ini semua menjadi alasan bahwa lelaki jalinannya akan menikahinya, pada gilirannya sering saling ketemu, berikutnya mulailah lelaki itu mencoba bermain dengannya hingga akhirnya hilang keperawanannya.
 Sungguh pemudi yang menyerahkan dirinya kepada pemuda manapun sebelum pernikahan, ia tidak akan mau menikahinya kecuali dia memang dayus (lelaki yang tak pernah cemburu terhadap istrinya). Umumnya lelaki tidak akan mau menikahi pemudi type tersebut, lantaran telah memperoleh kesimpulan bahwa ia tidak mungkin menjaga dirinya sesudah pernikahan.
 Pemudi type tersebut akan mengalami konflik pribadi setelah nikahnya, lebih-lebih saat ia mencintai seseorang padahal ia tidak menikahinya, sementara ia mengkhawatirkan keburu tua, akhirnya ia menikah dengan lelaki manapun yang mau meski hidup dengan suami tak lepas dari ketidaknayamanan, kecemasan, gelisah dan perasaan mendongkol, pepatah mengatakan : “Seorang miskin harus membayar mahal” (resiko ditanggung sendiri), kecuali mau taubat nasuha, kembali ke jalan Alloh dan menyadari bahwa ketidak harmonisan hidupnya adalah balasan setimpal di dunia.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikan nasehat anda :